Makna Perempuan Berdaya, Bagaimana Caranya?

Melanjutkan Semangat Kartini Dengan Menjadi Perempuan Berdikari dan Berdaya di Era Modern. Freepik.com

Melanjutkan Semangat Kartini Dengan Menjadi Perempuan Berdikari dan Berdaya di Era Modern. Freepik.com


Be-emers, seperti apa peringatan hari Kartini di tempatmu? Apakah parade kostum, upacara atau lomba fashion show?

Kurang lebih sama, seperti itu juga peringatan yang diadakan di lingkungan penulis pribadi. Lantas apakah hanya sebatas itu, kita memaknai perjuangan R.A Kartini?
 
Be-emers, setiap tanggal 21 April, bangsa kita Indonesia memperingati Hari Kartini, untuk mengenang dan mengingat jasa-jasa beliau dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.
 
Seringkali kita melihat dan melaksanakan perayaan Hari Kartini ini dengan berbagai kegiatan simbolik. Misalnya fashion show, parade kostum, hingga upacara di sekolah. 
 
Tidak seperti hari biasanya, anak-anak sekolah tampil dengan dandanan khas Kartini, kebaya, sanggul dan selempang nama.

Bahkan biasanya guru ataupun orang tua melengkapi dandanan tersebut dengan make-up tebal layaknya orang dewasa.
 
Lantas, apakah hanya sebatas itu memaknai Hari Kartini?
 
Be-emers, Hari Kartini bukanm sekedar peringatan. Hari Kartini semestinya menjadi momen bagi kita semua untuk merefleksi diri, khususnya bagi seluruh perempuan Indonesia tentang arti perjuangan, kesetaraan, dan pemberdayaan. 
 
Hari ini adalah waktu yang tepat untuk kita (perempuan) merenungkan bagaimana seharusnya perempuan dapat melanjutkan semangat Kartini dalam menghadapi tantangan zaman dan bagaimana membangun masa depan yang lebih baik. Baik untuk diri sendiri, keluarga, sesama perempuan dan bangsa ini tentunya.
 
Membangun dan menciptakan masa depan dapat kita mulai dari diri sendiri yaitu dengan menjadi perempuan yang berdikari dan berdaya.

Lantas seperti apa perempuan berdikari dan berdaya, serta bagaimana cara mewujudkannya? Mari kita bahas bersama.
 

Makna Perempuan Berdikari dan Berdaya

Perempuan berdikari adalah perempuan yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, tidak bergantung pada orang lain, baik pasangan ataupun orang tua dalam menjalani kehidupan ini.

Baik dari segi finansial, emosional, maupun keputusan bagaimana ia menjalani kehidupannya.
 
Sementara perempun berdaya adalah perempuan yang memiliki kekuatan, kemampuan, dan kepercayaan diri untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan.


Baik dalam kehidupan keluarga, di dunia kerja, hingga kehidupan dalam masyarakat.
 
Perempuan yang berdikari dan berdaya bukanlah perempuan egois yang hanya fokus pada keberhasilan pribadi, tetapi juga mempunyai kepekaan sosial tinggi terutama terhadap perempuan-perempuan lain di sekitarnya.

Lebih jauh lagi, ia juga mampu menjadi agen perubahan di lingkungan sekitarnya. 
 
Perempuan-perempuan seperti inilah yang mampu memahami nilai dirinya, tidak mudah didikte oleh standar sosial umum yang sering kali tidak adil.

Selain itu ia juga mampu menyuarakan aspirasi dan pendapatnya dengan percaya diri.
 
Hal tersebut sangat relevan dengan perjuangan Kartini yang memperjuangkan hak perempuan untuk mengenyam pendidikan dan menjadi pribadi merdeka. 
 
Pada zaman Kartini, yang berhak mengenyam pendidikan hanya laki-laki. Pendidikan merupakan kemewahan yang mustahil perempuan dapatkan.

Perempuan lebih sering dianggap sebagai beban dan pelengkap kehidupan. Perempuan hanya dipersiapkan untuk menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga biasa.
 
Ketidakadilan yang diterima perempuan inilah yang mengetuk dan mengusik hati R.A Kartini. Lahir dari keprihatinan terhadap sesama mendorong kegigihan beliau untuk menentang pandangan sempit tersebut. 
 
Melalui surat-surat yang dikirimkan kepada sahabat-sahabtnya. Beliau menyuarakan ide tentang pentingnya intelektualitas dan kemerdekaan perempuan. Surat-surat tersebut kita kenal dalam buku, 'Habis Gelap Terbitlah Terang.'
 
Be-emers, patut kita syukuri, hari ini kita perempuan dapat mengakses pendidikan dan lapangan kerja secara terbuka.

Mewujudkan mimpi dan cita-cita yang sama dengan laki-laki. Bisa berprestasi dan bekerja di berbagai bidang yang kita inginkan.

Telah banyak perempuan-perempuan Indonesia yang bisa menjadi inspirasi bagi kita semua dengan segudang prestasi yang dimiliki.
 
Seperti Najwa Shihab, jurnalis pemberani yang tidak takut akan intimidasi karena berani mengangkat isu-isu penting, termasuk keadilan, pendidikan, dan kesetaraan gender.

Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak perempuan muda untuk berani bersuara dan berpikir kritis. Selain beliau masih banyak perempuan-perempuan lain seperti: Ibu Susi Pudjiastuti, Merry Riana, dan lain-lain.
 
Namun, di balik keterbukaan dan kemerdekaan, tantangan tidak sepenuhnya hilang. Di sisi lain, masih ada diskriminasi, stereotip, kesenjangan upah, hingga tekanan sosial yang membatasi potensi diri perempuan.
 
Oleh karena itu, mari kita terjemahkan semangat Kartini ke dalam langkah-langkah konkret. Agar kita sebagsi perempuan Indonesia mampu dan benar-benar bisa menjadi perempuan berdikari dan berdaya.