Kinerja Reksa Dana Mulai Pulih, Ini Pemicu dan Prospek Kedepannya

Mutual Funds - Canva

Mutual Funds - Canva

Like

Sempat terjun beberapa bulan belakangan, kini perlahan kinerja reksa dana mulai bangkit nih, Be-emers. Hal ini terlihat dari dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) yang terus bergerak naik.

Dari data di laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juli 2020, total NAB sudah mencapai Rp504 triliun! Padahal dari Maret hingga Juni 2020, total NAB sempat terjun di kisaran Rp471,87 triliun - Rp482,54 triliun.

Hal ini menjadi momen kembalinya perolehan NAB reksa dana di kisaran Rp500 triliun. Diketahui, pada awal tahun ini, NAB reksa dana masih mencatatkan kinerja yang cukup stabil.

Pada Januari 2020, perolehan NAB bahkan mencapai Rp537,32 triliun. Sedangkan total NAB Februari 2020 yakni sebesar Rp525,27 triliun.

Enggak cuma itu, dilihat dari indeks reksa dana Bareksa, mayoritas produk reksa dana membukukan kinerja positif hingga 24 Agustus 2020. Sepanjang bulan Agustus ini, dengan kenaikan hingga 5,03 persen (month to date), kinerja reksa dana saham jadi yang paling cemerlang nih.


Hal itu terjadi seiring dengan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang, perlahan namun pasti, bergerak bullish. Sementara itu, reksa dana campuran berada di posisi kedua dengan penguatan 2,95 persen (month to date), diikuti dengan reksa dana pendapatan tetap (RDPT) yang naik 0,96 persen (month to date).

Bahkan menurut Bareksa, hingga 4 Agustus 2020, RDPT jadi yang paling cuan sepanjang tahun ini (year to date). Sedangkan reksa dana pasar uang, justru harus terkoreksi -0,08 persen.

Adapun menurut Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana, dikutip dari Bisnis, kinerja cemerlang reksa dana terjadi seiring perkembangan vaksin dan pemulihan ekonomi yang menyeret IHSG dan yield obligasi bergerak positif. 
 

Prospek Reksa Dana Hingga Akhir Tahun 2020

Wawan juga menilai, hal itu belum bisa mendongkrak kinerja reksa dana saham kembali ke zona positif karena adanya koreksi dalam. Ia justru optimis kalau kinerja reksa dana saham bakal minus 15 persen di akhir tahun.

Di sisi lain, dikutip dari laman Bisnis, CIO Eastspring Investment Indonesia Ari Pitojo justru menilai sentimen positif di bursa saham dan optimisme pemulihan ekonomi jadi peluang kinerja cemerlang ini akan bertahan hingga akhir tahun 2020. 

Namun, pihaknya enggak janji imbal hasil reksa dana akan tinggi hingga akhir tahun ini. Soalnya, volatilitas masih akan tinggi dengan didorong oleh ketidakpastian dari pergerakan pasar global dan domestik, terutama dalam jangka pendek.

Pasar pun dinilai masih akan fokus pada data perkembangan pertumbuhan ekonomi, kinerja laba emiten, serta perkembangan vaksin Covid-19 nih, Be-emers.