
sumber : https://pixabay.com/id/photos/sawah-pertanian-tanah-pertanian-7890204/
Likes
Inget enggak apa visi utama Indonesia dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045? Yes, ketahanan pangan nasional. Dikutip dari laman blog Sultani, selaku mantan peneliti litbang Kompas, Pak Prabowo mengatakan bahwa pangan adalah elemen strategis demi eksistensi dan kemandirian bangsa di tengah dinamika global dan oleh karena itu, penguatan pangan menjadi sebuah kewajiban bersama. Salah satu caranya adalah dengan diversifikasi pangan. Dengan begitu, Indonesia selamat dari bencana kelangkaan, kelaparan, dan tekanan global.
Ungkapan Anies Baswedan di pembuka video review ensiklopedia Dari Bumi Nusantara ke Piring Kita ini, seolah nyadarin kita semua kalo selama ini kita kurang melakukan diversifikasi pangan. Kita masih terus mengandalkan beras bahkan rutin impor terigu hingga jutaan ton dan mirisnya, cenderung mengabaikan sumber lain karena berbagai alasan. Padahal, Indonesia sendiri punya lebih dari 30 ribu tumbuhan dan 66 jenis olahan pangan lokal dari Sabang sampai Merauke, lho. Itu baru yang resmi tercatat saja, pastinya ada banyak bahan lokal lain yang menunggu kita temukan untuk dimanfaatkan. Sayang sekali bukan?“Jangan sampai alamnya kaya, tapi bahan pangan yang kita tahu cuma itu-itu saja, jangan sampai kita tidak tahu kekayaan pangan kita sesungguhnya”.
Berangkat dari keresahan ini lah, Kak Ulin, seorang warga desa di Sentani menginisiasi program pemberdayaan pertanian. Mulanya, ia mencoba mencari tanaman unik, khas, nan potensial apa yang bisa ia kembangkan. Kemudian, ketika melihat lahan kosong di samping rumahnya, disulaplah jadi kebun sayur lilin atau yang akrab disebut terubuk alias tunas pohon ilalang serupa tebu.
Wangi Tafakkur sedang menjelaskan karya fotonya tentang kehidupan masyarakat Papua - Sumber: Dokumentasi pribadi di Cemara 6 Art Gallery and Cafe Menteng
Foto Kak Ulin dan Kebunnya karya photografer Wangi Tafakkur di acara Panna Photo Institute dan Cisdi - Sumber : Dokumentasi Pribadi di Cemara 6 Art Gallery and Cafe Menteng
Tujuannya sederhana, agar masyarakat desanya tidak tergantung hanya pada sagu. Nantinya, sayur lilin produksinya akan dijual ke pasar, supermarket atau pengelola restoran sembari mengenalkan sayur kuah kuning yang punya profil rasa manis segar hasil olahan tanaman yang sudah ada sejak 8.000 tahun lalu ini.
Baca Juga: Bantu Ketahanan Pangan, Berikut Startup Agritech yang Perlu Kamu Tahu
Usaha Kak Ulin bukan tanpa halangan. Seringkali masyarakat merasa kesulitan dalam bertani tanaman yang tidak biasa mereka tanam serta minimnya ketersediaan pupuk. Namun untungnya, Pupuk Kaltim akan membuka pabrik di FakFak, yang harapannya bakal semakin mempermudah akses juga memberikan pelatihan lewat Sekolah Pertanian Rakyat dan Sekolah Perkebunan Rakyat bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor, mulai dari pengenalan jenis tanaman berikut media tanamnya, teknik penggunaan pupuk, budidaya, dan pengelolaan hama. Jadi mewujudkan ketahanan pangan lokal di Papua gak jadi soal lagi deh.
Sumber :
https://www.kompasiana.com/sultaniesdete/680f9eccc925c46a0332d822/visi-prabowo-keragaman-pangan-sebagai-strategi-ketahanan-nasional/
https://www.youtube.com/watch?v=1HVbftZNASs/
https://www.pupukkaltim.com/public/id/news-detail/wujudkan-sdm-terampil-di-fakfak-papua-barat-pupuk-kaltim-wisuda-48-peserta-program-spr/
https://www.instagram.com/p/Ckz77NFyQH2/?img_index=2/
#BisnisMudaWritingCompetition2025 #writingcompetition2025 #BisnisMudaxPupukKaltim
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.