Be-emers terkait kerjasama pertanian dengan Indonesia-Prancis, seperti dikutip dari agricom.com akan ada berbagai kerja sama di bidang pertanian, antara lain:
- Riset varietas tanaman tahan banjir dan kekeringan,
- Riset-riset berbasis agroekologi
- Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM),
- Pertukaran teknologi,
- Perdagangan produk-produk pertanian
- Modernisasi alat-alat pertanian, dan
- Berbagai macam teknologi di bidang pertanian.
Inovasi Teknologi Pertanian di Prancis
Penulis juga sudah kepoin riset yang dilakukan di negara Prancis terkait pertanian. Ternyata memang keren banget.
Antara lain dikutip dari agriculture.gouv.fr, di tahun 2021 saja, negara tersebut sudah mengadakan program French Tech AGRI20 dengan mengeluarkan dana hingga €2,3 miliar.
Program tersebut ditujukan untuk menyaring, menyeleksi,dan memberikan manfaat kepada 20 perusahaan terpilih, yang dapat menawarkan inovasi yang inovatif di bidang pertanian.
Inovasi ini meliputi inovasi digital, industri, ilmu hayati, dan semua hal untuk yang berkaitan dengan rintisan Agritech.
Lalu, mungkin muncul pertanyaan di benak kita, gimana sih biar riset di bidang pertanian itu tepat sasaran, tidak mubazir, dan dapat mewujudkan swasembada pangan?
5 Metode Riset yang bisa Dicontek di Bidang Pertanian ala Prancis dan Pupuk Kaltim untuk Mewujudkan Swasembada Pangan
Berikut adalah 5 metode riset yang bisa diterapkan ala Prancis dan Pupuk Kaltim dalam mewujudkan swasembada pangan:
1. Menggunakan teknologi
Seperti ditulis di atas, teknologi menjadi poin penting kerja sama Indonesia-Prancis dan pengembangan pertanian di Prancis sendiri.
Nah Be-emers, penulis pernah berpikir bahwa industri besar, termasuk Pupuk Kaltim, itu memproduksi suatu produk dengan ‘kebiasaan’ saja. Biasa produksi 5000 ton per tahun ya, produksi saja 5000 ton.
Atau dengan ‘kira-kira’. Tahun ini kira-kira ada peningkatan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa, berarti kira-kira produksi pupuk ditambah 2% juga. Jadi produksinya menjadi 5100 ton.
Ada yang sepemikiran dengan penulis?
Ternyata tidak seperti itu Be-emers, mengutip dari metrotvnews.com harus mempertimbangkan berbagai macam faktor sebelum memproduksi pupuk.
Faktor ini antara lain kapasitas pabrik, bahan baku, permintaan pasar, hingga cuaca, dan kondisi perekonomian ekonomi global.
Oleh karena itu, Pupuk Kaltim sudah berinovasi dengan menggunakan teknologi dan artificial intelligence (AI), untuk mengumpulkan big data sebelum memroduksi pupuk tersebut.
Dengan mengandalkan teknologi dan AI ini, Pupuk Kaltim mampu memproduksi pupuk dalam jumlah yang tepat. Yang ini akan menghasilkan keuntungan yang optimal.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.