Likes
Jika panen ada kelebihan hasil, maka hasil panen baru dijual. Prinsipnya, keamanan pangan lebih utama daripada keuntungan. Cara berpikir seperti ini bukan agribisnis, sehingga kegiatan pertanian pun tidak pernah memperhitungkan biaya produksi, pendapatan dan laba/rugi.
Ketika harga benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja melambung sedangkan harga panen terjun bebas, mereka hanya bisa mengelus dada tanpa tahu sebabnya.
Begitu, berulang-ulang. Ketika nenek dan kakekku muda, mereka tidak punya banyak uang, tetapi kebutuhan keluarga tercukupi dan dapat menabung untuk membeli beberapa kambing atau sepasang sapi. Kata mereka, saat itu satu kilogram beras setara satu kilogram urea yang terbilang masih langka.
Sebelum ada benih unggul, pupuk sintetik dan pestisida sintetik, generasi sebelum nenek dan kakekku mampu menyeleksi benih sendiri, membuat pupuk dari kotoran ternak dan dedaunan serta mampu meracik pestisida dari bahan-bahan dapur seperti kunyit, lengkuas, jahe, daun mimba.
Menurut cerita nenekku, untuk bisa memperoleh benih penjenis yang sifatnya diturunkan, memerlukan waktu lama dan ketelitian. Tidak semua orang mau melakukannya.
Baca Juga: Merawat Pertanian untuk Hidup Lebih Gemilang
Namun, ketika berhasil benih itu akan diperlakukan khusus, dirawat agar bebas hama, tidak dicampur benih lain jenis baik di gudang maupun di area pertanaman, agar sifatnya bertahan.
Pupuk juga dapat dibuat dari fermentasi sisa panen dicampur kotoran ternak, biasanya kesuburan dari pupuk kotoran sapi atau kambing lebih awet di tanah daripada kotoran ayam, namun kotoran ayam lebih cepat menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Pestisida dari bahan-bahan alami jarang yang bersifat membunuh hama dan penyakit tanaman, kebanyakan mencegah serangan atau mengobati tanaman yang sakit, misalnya sirih untuk jamur.
Gulma pun dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau pupuk. Pertanian kala itu tidak memakan banyak biaya. Namun, pertanian alami melelahkan dan prosesnya lama.
Modernisasi hadir dalam rupa teknologi, baik itu berupa benih unggul, pupuk kimia (sintetik), pestisida kimia, mesin-mesin, dan alasan bertani demi permintaan pasar.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.