4 Tips Budi Daya untuk Menghadapi Perubahan Iklim Supaya Panen Maksimal

Ilustrasi budi daya tanaman padi. Sumber foto dari Shutterstock

Ilustrasi budi daya tanaman padi. Sumber foto dari Shutterstock

Like

Be-emers, bulan Juli ini  kita memasuki musim kemarau, di mana cuaca sangat terik. Sementara suhu udara pagi dan malam sangat dingin. Situasi ini dalam bahasa Jawa sering disebut bediding.

Meski musim kemarau, petani di desa saya tetap budi daya tanaman padi. Selain menjadi aktivitas sehari-hari, bertani juga sebagai upaya memenuhi kebutuhan keluarga. 
 


4 Tips Budi Daya untuk Menghadapi Perubahan Iklim Supaya Panen Maksimal


Untuk memperoleh produksi padi yang optimal di tengah perubahan iklim yang tidak menentu, perlu adanya upaya, beberapa di antaranya adalah:


1. Pola Tanam

Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan dalam setahun. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan air dan pengendalian organisme pengganggu tanaman atau hama, suhu udara, bibit unggul. Pola tanam dalam budi daya padi bervariasi.

Petani di desa saya ada yang menerapkan pola tanam padi, padi, palawija. Ini artinya pada musim tanam satu (MT1) petani menanam padi, MT2 juga tanam padi, ketika MT3 sekitar bulan Agustus tanam palawija.Palawija yang ditanam seperti kacang hijau, kacang kedelai, jagung.


Selain pola tanam padi-padi-palawija ada juga petani yang menerapkan pola tanam padi, padi, padi. Sepanjang tahun sawah ditanami padi. Pola ini diterapkan karena pengairannya mudah sehingga hasil produksi padi tetap melimpah.

Baca Juga: Dari Butiran ke Nilai: Ketika Pupuk Menjadi Penopang Ekonomi Nasional
 

2.  Pengairan

Sumber air sangat penting dalam budi daya padi. Jika pengairan kurang, tanaman akan mati. Itu sebabnya petani tidak mengandalkan pengairan sawah dari saluran irigasi sungai karena debit air tidak bisa diprediksi.
Terkadang ketika tanaman padi memerlukan air, air sungai menyusut dan tidak sampai ke desa kami. Agar tanaman padi cukup pengairannya, petani memasang sumur sibel dengan memakai  listrik prabayar.

Pada musim kemarau, sawah diairi sekurangnya tiga hari sekali. Terlebih usia padi antara 15-51 hari. Pada usia ini air harus menggenang sekitar 2-3 cm dari permukaan tanah. Setelah tanaman padi beranak, air cukup macak-macak.