
Penyebab Gagalnya Teknik Zero to Hero Gagal (Sumber gambar: Freepik.com)
Salah satu cara terbaik yang sering dilakukan oleh pebisnis demi bisa mendekatkan brand-nya dengan target audiens adalah dengan menjalankan strategi Zero to Hero.
Apa itu strategi Zero to Hero? Ini adalah strategi yang sering diterapkan bersamaan dengan teknik brand storytelling. Di mana pebisnis mengisahkan awal mula perjalanan bisnisnya, dari nol atau bahkan minus, hingga berhasil menapaki tangga kesuksesan.
Teknik seperti ini sering digunakan oleh motivator bisnis atau leader bisnis untuk mengajak calon anggota baru bergabung dalam bisnisnya.
Teknik ini mampu memancing rasa emosi yang mendalam dari target audiens, menjadikan mereka lebih simpatik dan seolah-olah ikut merasakan perjuangan mengembangkan bisnis dari mereka yang bercerita.
Baca Juga: 5 Pelajaran Bisnis Ryu Kintaro, Pebisnis Cilik yang Sudah Raih Miliaran Rupiah!
Sayangnya, belakangan teknik brand storytelling seperti ini sering dianggap scam atau menipu. Alasannya sederhana. Mereka yang menggunakan teknik ini sering kali bercerita tidak sesuai dengan kenyataannya.
Ada yang bahkan sampai melebih-lebihkan kisah saat bisnisnya mengalami kesulitan, padahal kesulitan yang dialami tidaklah separah yang diceritakan.
Lantas, apakah teknik brand storytelling zero to hero ini pantas ditinggalkan oleh pebisnis kontemporer saat ini? Jawabannya tidak juga. Kita hanya cukup melakukan beberapa penyesuaian agar teknik zero to hero ini terdengar masuk akal dan juga berhasil meraih simpati mendalam dari target audiens.
5 Penyebab Gagalnya Teknik Zero to Hero yang Mesti Kamu Hindari
Di dalam artikel ini, yuk pelajari apa saja elemen yang dapat menjadikan teknik zero to hero ini gagal. Harapannya, kamu bisa menghindarinya. Penasaran? Silakan simak baik-baik artikel ini ya!
1. Berlebihan, Memaksa Kisah Bisnis Benar-Benar Dimulai dari Nol
Elemen pertama yang dapat menjadikan teknik zero to hero ini gagal adalah berlebihan, terutama dalam proses mengisahkan perjalanan bisnis di awal.
Mereka yang menggunakan teknik zero to hero ini secara berlebihan, biasanya akan menggunakan kisah-kisah sedih di awal, seperti ditinggal ayahnya pergi, keluarga jatuh miskin dan sebagainya.
Baca Juga: 5 Sebab Utama Kegagalan yang Seringkali Menimpa Pebisnis
Ada pula yang mengatakan bahwa bisnis yang dijalankan berasal dari jerih payahnya sendiri, tanpa campur tangan orang lain.
Padahal faktanya, yang bercerita adalah bagian dari keluarga orang kaya yang terpandang, hanya saja memang jarang terekspos media.
2. Pesan Berubah-Berubah atau Tidak Konsisten
Elemen kedua yang menjadikan teknik zero to hero ini gagal adalah pesan yang disampaikan berubah-berubah atau tidak konsisten.
Apabila ada pebisnis yang menggunakan teknik zero to hero untuk brand storytelling-nya, tetapi ceritanya selalu berubah-ubah, maka dapat dipastikan bahwa ia sedang ngelantur.
Pesan yang konsisten, selain memudahkan audiens untuk mengingat kisah bisnismu, juga akan lebih mudah menumbuhkan kepercayaan bisnis yang tinggi.
Oleh sebab itu, penting bagi seorang pebisnis yang ingin menjalankan teknik ini untuk menuliskan naskah perjalanan bisnisnya terlebih dahulu dengan rapi.
3. Tidak Adanya Pesan Bisnis Kuat yang Tersampaikan
Selaras dengan elemen kegagalan kedua, pesan bisnis kuat yang tidak tersampaikan dengan baik akan menjadikan kisah zero to hero mengambang begitu saja.
Audiens yang menjadi target dari teknik brand storytelling tentu ingin mendapatkan pesan bisnis kuat tersendiri yang unik. Pesan bisnis seperti ini, wajib disampaikan secara konsisten dan juga benar-benar bernilai.
Untuk bisa mendapatkan pesan bisnis kuat dan unik, kamu bisa mendapatkannya dari pengalaman pribadi, nasihat orang lain yang berharga dalam perjalanan bisnismu, ataupun quote dari tokoh-tokoh ternama yang berpengaruh.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.