Memahami Titik Impas Organisasi Non Profit

Organisasi non profit (Sumber gambar: askanydifference.com)

Organisasi non profit (Sumber gambar: askanydifference.com)

Like

Tujuan utama bisnis atau perusahaan adalah untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Kalimat kunci itu dikemukakan oleh Al Haryono Jusup dalam bukunya yang berjudul Pengantar Akuntansi.

Siapapun yang menjalankan suatu usaha, dapat dipastikan mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan. Setelah tujuan utama dari suatu bisnis tercapai, maka dapat dilanjutkan dengan tujuan yang kedua, ketiga, dan seterusnya. Misalnya, menyumbangkan sebagian dari keuntungan dalam bisnis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Wajar saja keuntungan adalah tujuan utama dari suatu perusahaan, karena apabila perusahaan mengalami kerugian, maka sudah dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak dapat melaksanakan tujuan-tujuan yang lainnya seperti membantu korban bencana alam, menyumbangkan dana untuk Pendidikan dan sebagainya.

Bila perusahaan mengalami kerugian, jangankan untuk melakukan kegiatan sosial, untuk menggaji pegawainya pun sulit atau tidak mampu. Bahkan, apabila perusahaan mengalami kerugian terus menerus, maka perusahaan akan dapat mengalami kehilangan kepercayaan dari investor dan kehilangan kepercayaan dari lembaga pendanaan.

Kondisi ini akan berbeda apabila perusahaan tersebut adalah perusahaan yang memang tidak berorientasi pada profit atau perusahaan nonprofit seperti panti asuhan, panti jompo, dan sebagainya, yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Di dalam perusahaan nonprofit, pengelolaan keuangan yang dilakukan dalam organisasi bukan untuk mencapai laba, namun untuk mencapai efektivitas dan efisiensi atas dana-dana yang dikelolanya. Alasan utamanya adalah perusahaan nonprofit itu hidupnya sebagian besar lebih mengandalkan pendanaan dari donatur dan hampir tidak ada penjualan barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan nonprofit.

Beda dengan hotel, yang kalau orang menginap harus membayar jasa hotel tersebut, dalam panti asuhan yang lebih sering adalah anak-anak panti asuhan tidak membayar uang pangkal. Namun, panti asuhan memberikan pelayanan secara gratis kepada mereka untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka yang seringkali dengan mengandalkan dana yang diperolehnya dari para donatur.

Perusahaan atau bisnis yang berorientasi profit perlu mengestimasi biaya-biaya yang terjadi agar dapat memperoleh keuntungan. Salah satu metode yang digunakan adalah break even point atau titik impas.

Melalui metode titik impas tersebut, tentu saja yang diharapkan perusahaan adalah pemasukkan atau barang atau yang dijual lebih tinggi daripada biaya-biaya yang dikeluarkannya. Dalam metode ini, perusahaan perlu mengelompokkan antara biaya tetap perusahaan dengan biaya variabel.

Biaya tetap misalnya biaya gaji bulanan, biaya air bulanan, biaya listrik bulanan, dan sebagainya. Sementara biaya variabel antara lain biaya upah per unit produk, biaya bahan baku per unit produk, dan biaya-biaya lainnya yang dikeluarkan perusahaan berdasarkan per unit produknya. Bila biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan lebih tinggi daripada pendapatannya, maka perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap strategi bisnisnya.

Dalam perusahaan nonprofit seperti panti asuhan atau panti jompo, mungkin jarang dikenal istilah menghitung titik impas karena perusahaan nonprofit tersebut tidak menjual barang atau jasa. Seringkali panti asuhan pun tidak mengharapkan bayaran atau pengembalian atas jasa mengurus anak-anak panti asuhan yang diasuhnya.

Dengan demikian, pada perusahaan nonprofit lebih dikenal dengan istilah efisiensi pengelolaan dana. Hal ini berarti perusahaan nonprofit dapat dikatakan memiliki kinerja keuangan yang baik apabila tujuan dari organisasi tersebut tercapai tanpa adanya arus kas yang negatif.

Dengan kata lain, perusahaan nonprofit tersebut dapat melakukan pelayanan kesejahteraan untuk masyarakat. Namun, perusahaan tetap mengelola dengan sebaik-baiknya dana yang berasal dari donatur supaya tidak mengalami kekurangan dana dalam memenuhi setiap program-program yang dilaksanakan organisasi tersebut.

Tampaknya yang hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh manajer keuangan dalam organisasi nonprofit adalah terciptanya arus kas yang positif. Arus kas yang positif dan tercapainya kesejahteraan para anggotanya merupakan tolak ukur keberhasilan pada organisasi nonprofit.