Ada sebidang hutan yang vegetasinya masih sangat lebat dan rapat, jauh berbeda dengan hutan di luar sana yang kian gundul karena terus digembosi tangan rakus. Masyarakat nampaknya sangat menghormati aturan yang berlaku karena percaya akan hukum alam. Masuk saja tidak boleh, apalagi mengambil patahan ranting untuk kayu bakar, menebang pohon, dan sebagainya.
Kekentalan tradisi sangat dipatuhi masyarakat [Dokumentasi Pribadi]
Selain Leuweung Larangan, ada juga Hutan Keramat di sebelah Barat kampung tersebut. Seperti namanya, hanya orang tertentu yang bisa memasuki hutan antara lain kuncen kampung karena di dalam hutan tersebut memang terdapat makam leluhur kampung naga. “Kalau kita serakah dan mengambil seenaknya, habis lama-lama hutannya,” sambung Pak Otoy lagi sambil tersenyum.
Di usia senja, setiap ucapan Pak Otoy sukses menampar saya sejak awal. Warga desa tidak khawatir dengan konsep ketinggalan zaman, yang terpenting adalah alam tetap terjaga. Sesimpel mengambil bambu pun mereka melakukannya dengan bijaksana, hanya sesuai kebutuhan. Walau terkesan kuno, pemikiran warga sangat konstruktif: lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan menunggu alam rusak baru diperbaiki, manfaatkan alam dengan arif, ujar Pak Otoy lagi.
Saya mundur jauh, membandingkan dengan kondisi hutan di Sumatera dan Kalimantan sana yang sudah kian tergerus tergantikan dengan kebun sawit. Entah sampai kapan dan apa yang terjadi kalau hutan sungguh habis. Semakin ke sini, saya semakin yakin hukum sosial berbasis adat nampaknya lebih efektif dan membuat orang taat jika dibandingan lembaga yudikatif yang menggunakan pasal sebagai efek jera.
Matahari semakin naik, tiba waktunya kami pamit dan angkat jangkar ke lokasi berikutnya. Situasi pedesaan yang lestari, udara yang menyegarkan paru-paru, juga wejangan Pak Otoy menjadi pembelajaran yang amat berharga hari itu. Senyum ramah dan kesederhanaan warga setempat ibarat pengingat pentingnya bergandengan tangan dengan alam. Ada harga yang harus dibayar kala alam menegur manusia dengan caranya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Whatsapp Group kami! Klik di sini untuk bergabung
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.