Microsoft Gagal Akuisisi, TikTok Kini Digandeng Oracle?

TikTok - Canva

TikTok - Canva

Like

Sempat dikabarkan akan diakuisisi oleh Microsoft, ternyata Oracle Corp lah yang justru berhasil memenangkan tender untuk mendapatkan TikTok nih, Be-emers!

TikTok telah menolak tawaran akuisisi dari Microsoft. Padahal sebelumnya, Microsoft dianggap lebih memungkinkan untuk mengakuisisi TikTok.

Namun, dilansir dari Bisnis, pembicaraan keduanya merenggang dalam beberapa hari terakhir. Microsoft pun enggak diminta untuk merevisi penawaran awal saat menghadapi tanda-tanda penolakan kesepakatan dari pejabat pemerintah China.

Menurut salah satu sumber anonim, penawaran awal dari kedua belah pihak bernilai US$25 miliar, tetapi sebelum para pejabat China mempertimbangkan dengan aturan baru yang memberlakukan batasan pada ekspor teknologi.

Sementara itu, dikutip dari laman The New York Times, peraturan China dikabarkan memang telah membuat TikTok akhirnya membatalkan tawaran Microsoft. Di satu sisi, ByteDance dan TikTok membantah telah membantu pemerintah China.
 

Penawaran Microsoft

Microsoft telah dilihat sebagai perusahaan teknologi Amerika dengan kantong terdalam untuk membeli operasi TikTok di AS dari perusahaan induknya, ByteDance. Selain itu salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia itu dinilai punya kemampuan terbesar untuk mengatasi masalah keamanan nasional yang mengarah pada perintah Trump.


Pada bulan Agustus 2020 lalu, Microsoft menyatakan akan menuntut serangkaian perlindungan, yang pada dasarnya akan memberinya kendali atas kode komputer yang digunakan TikTok untuk versi aplikasi berbahasa Inggris Amerika dan sebagainya.

Microsoft mengatakan, satu-satunya cara melindungi privasi pengguna TikTok di Amerika Serikat dan mencegah pihak China menyalahgunakan aplikasi tersebut adalah dengan mengambil alih kode komputer itu, dan algoritma yang menentukan video apa yang dilihat oleh 100 juta orang Amerika yang menggunakannya setiap bulan.

"Kami akan membuat perubahan signifikan untuk memastikan layanan tersebut memenuhi standar tertinggi untuk keamanan, privasi, keamanan online, dan memerangi disinformasi," kata Microsoft dalam pernyataannya, yang dikutip dari The New York Times.