Di Tengah Pandemi, IPO di Indonesia Akan Pecah Rekor?

Excited - Canva

Excited - Canva

Like

Dengan melantai di bursa, tentunya membawa sejumlah manfaat nih buat perusahaan. Salah satunya, yakni mendapatkan pendanaan dari publik.

Lebih dari itu, diketahui dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan menjadi perusahaan terbuka, hal itu bisa meningkatkan company value, hingga kemampuan untuk mempertahankan usaha.

Makanya, enggak heran deh kalau banyak perusahaan yang berencana ingin melakukan Initial Public Offering (IPO) dan tercatat sahamnya di pasar modal.

Bahkan, meski di tengah pandemi, tren IPO alias penawaran umum saham perdana di Indonesia masih berjalan normal lho. Makanya, jumlah dana yang terhimpun juga diperkirakan meningkat di kuartal terakhir tahun ini.

Diketahui, sepanjang tahun berjalan hingga akhir kuartal III/2020, Indonesia tercatat sudah punya 46 perusahaan baru yang melantai di Bursa. Nah, realisasi ini meningkat 21,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.


Menurut EY Indonesia M&A Practice Leader Sahala Situmorang, dikutip dari Bisnis,  jumlah IPO yang tercatat di pasar modal Indonesia ternyata mengalami peningkatan. Hal itu diikuti sama peningkatan jumlah UMKM yang mulai masuk ke pasar modal buat kebutuhan pendanaan.

Sementara itu, 54,4 persen dari perusahaan yang go public telah mengumpulkan Rp50-250 miliar lho! Di sisi lain, 41,3 persen dari perusahaan yang baru terdaftar mengumpulkan kurang dari Rp 50 miliar atau $3,4 juta.

Sahala bahkan memprediksi kalau pada kuartal keempat tahun 2020 ini, bakal ada IPO skala besar, yang mana akan mengumpulkan dana hingga US$500 juta atau sekitar Rp7,06 triliun.

Untuk itu, ia pun yakin kalau potensi IPO di Indonesia tahun ini bakal mampu pecah rekor!

Baca Juga: Dua Emiten Ini Gunakan Dana IPO untuk Ekspansi dan Modal Kerja
 

IPO Indonesia Unggul di Asean

Apalagi, Ernst & Young mencatat, sepanjang tahun ini ada 77 penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Asia Tenggara, dengan total dana yang terhimpun US$4,3 miliar.

Kalau dilihat secara volume, realisasi tersebut sebenarnya menurun 13 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan kalau dilihat dari sisi pendapatan, ada kenaikan sekitar 12 persen secara tahunan.

Indonesia pun diketahui punya satu IPO dalam list yang dapat mengumpulkan US$500 juta di akhir tahun, sedangkan Thailand memiliki beberapa IPO yang cukup besar pada kuartal keempat 2020.

Menurut EY Asean IPO Leader Max Loh, aktivitas IPO yang sehat kuartal III/2020 sebenarnya menunjukkan kalau perusahaan di Asia-Pasifik telah memanfaatkan peluang go-public dalam meningkatkan ketahanan dan meningkatkan basis modal mereka untuk investasi dan pertumbuhan.

Baca Juga: Waw, BEI Jadi Bursa yang Mencatatkan IPO Terbanyak se-Asean