Waspada Tren Investasi dengan Cara Utang dan Pompom Saham di Media Sosial

Scare - Canva

Scare - Canva

Like

Beberapa waktu lalu, jagat Twitter sempat dihebohkan sama salah satu akun yang mengaku kalau ia membeli saham dengan cara berutang nih, Be-emers!

Lewat akun Twitter @desmondwira, salah satu followers-nya ada yang mengaku kalau telah membeli 500 lot saham ANTM dengan cara berutang lewat pinjaman online (pinjol). Enggak tanggung-tanggung, jumlah pinjamannya mencapai Rp170 juta.

Enggak cukup sampai di situ, ada juga followers-nya yang mengaku telah menggadaikan tanah dan BPKP buat membeli saham IRRA. Bahkan, ada yang sampai uang arisan dan uang titipan PKK lho buat beli saham KAEF.

Waduh!

 

Tweet yang beredar soal banyaknya investor yang berutang dalam membeli saham - Image: Twitter @

Tweet yang beredar soal banyaknya investor yang berutang dalam membeli saham
- Image: Twitter @desmondwira




Sayangnya, mereka merasa boncos nih, setelah tahu kalau saham-saham yang mereka borong itu anjlok. Misalnya, saham farmasi IRRA dan KAEF, yang di perdagangan Selasa (19/1) lalu, terjun masing-masing -6,81 persen dan -6,92 persen.

Sementara itu, saham ANTM, sejak perdagangan Senin (18/1) juga tergelincir cukup dalam hingga 6,73 persen dan kena ARB. Bahkan, hingga perdagangan Selasa (19/1), saham ANTM masih juga anjlok 6,87 persen dan parkir di level 2.710.

Baca Juga: Waspada Insider Trading, BEI Minta Penjelasan ke Sejumlah Emiten Jagoan Public Figure
 

Pompom Saham dan Masuknya Investor Secara Mentah-Mentah

Menurut Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy, dikutip dari Bisnis, minat masyarakat terhadap pasar saham yang kini semakin meningkat seharusnya jadi hal yang baik, asalkan dibarengi dengan pengetahuan yang cukup.

Budi justru menilai, banyak orang yang malah secara mentah-mentah masuk ke pasar modal karena hanya tergoda sama iming-iming dan rekomendasi saham yang ramai di medsos.

Seperti yang kita ketahui, seiring dengan banyaknya public figure yang merekomendasikan saham, muncul istilah “pompom saham”. Lebih jelasnya, Pompom Saham yaitu menghasut orang lain supaya membeli suatu saham.

Memang, menurut Budhi, mayoritas pengikut akun media sosial para public figure yang awam soal pasar saham tentu bakal tergiur ketika mendengar potensi keuntungan yang diceritakan dan langsung mempercayai rekomendasi tersebut tanpa mempelajarinya lebih lanjut.

Padahal, mereka enggak sadar, kalau saham yang direkomendasikan itu rata-rata sudah mahal dan mungkin saja orang yang merekomendasikan punya kepentingan atau motif tertentu.

Untuk itu, Budi menyarankan, investor harus bisa kritis terhadap para pompom tersebut agar enggak cuma dimanfaatkan oleh para influencer untuk kepentingan sendiri. Jadi, kamu wajib riset dan selalu waspada ya, Be-emers!