ANTM dan TINS Masuk Rantai Produksi Tesla, Gimana Prospeknya?

Mining - Canva

Mining - Canva

Like

Hubungan Indonesia dengan salah satu perusahaan otomotif canggih di dunia, yaitu Tesla, kayaknya makin erat nih, Be-emers. Hal itu bermula dari adanya potensi kendaraan listrik di Indonesia.

Sebelumnya, di akhir tahun 2020, Presiden Joko Widodo sempat berbincang dengan Bos Tesla, Elon Musk, terkait kendaraan listrik tersebut. Bahkan, kabarnya, tim Tesla bakal datang ke Indonesia awal tahun ini lho!

Hal yang lebih mengejutkan lagi, dilansir dari Binsis, dua perusahaan tambang dalam negeri, yakni PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) dan PT Timah Tbk. ternyata diketahui masuk dalam rantai produksi Tesla. Waw!

Baca Juga: Bakal Ada Holding Indonesia Battery, Ini Tugas Antam (ANTM)

Hal itu diketahui berdasarkan laporan daftar smelter dan refiner (Smelter and Refiner List). Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa sedikitnya ada tujuh perusahaan asal Indonesia yang masuk dalam rantai produksi Tesla.


Nah, dua di antaranya, merupakan emiten tambang dengan kode saham ANTM dan TINS. Adapun, laporan tersebut merupakan penyampaian berkala ke U.S. Securities and Exchange Commission.

Sementara itu, Tesla yang berbasis di California, Amerika Serikat itu memang diketahui sedang membutuhkan lebih banyak nikel untuk produksi baterai.

Soalnya, nikel sangat dibutuhkan dalam industri baterai kendaraan listrik. Bahan, nIkel pun berkontribusi hingga 40 persen dari harga kendaraan bermotor listrik berbasis baterai lho, Be-emers.

Di satu sisi, berdasarkan daftar smelter dan refiner, negara kita ini ternyata memasok empat mineral untuk Tesla. Mineral tersebut antara lain emas, timah, tantanium, dan tungsten.

Masuknya ANTM dan TINS dalam rantai produksi Tesla tentunya jadi sentimen yang dinilai bisa menjadi katalis positif buat kinerja kedua perusahaan tambang itu.

Jika dilihat dari kinerja sahamnya, saham TINS berhasil menguat hingga 3,06 persen ke level 2.360 pada perdagangan Kamis (21/1). 

Meski begitu, di hari yang sama, saham ANTM justru harus kembali anjlok 3,13 persen ke level 3,090. Kok gitu?

Soalnya, meski ada kabar masuknya Antam dalam rantai produksi Tesla, ANTM masih harus terlibat kasus gugatan 1,1 ton emas yang kini masih dalam proses banding di pengadilan.

Baca Juga: Heboh Dituntut 1,1 Ton Emas, Ada Apa dengan Antam (ANTM)?