Heboh Kasus Eiger, Marketing Gimmick Belaka?

   

Etika dan Landasan Hukum Review Produk di Media Sosial

Review produk sudah bukan hal yang asing lagi, terutama di media sosial. Review produk pun jadi hal yang bisa dijadikan acuan bagi orang lain sebelum membeli produk yang sama.

Meski begitu, belajar dari kasus Eiger dan kreator Dian Widiyanarko, ternyata review produk juga kayaknya enggak bisa dilakukan dengan sembarangan nih, Be-emers.

Terus, sebenarnya kayak gimana sih etika saat kita mau review produk? Ada ketentuan hukumnya juga enggak sih?

Jadi, kalau berdasarkan info dari laman Hukum Online, buat orang yang melakukan review, harus menggunakan bahasa yang wajar. Selain itu, pastinya review tersebut harus jujur apa adanya.

Soalnya, kedua poin tersebut bakal membuat kamu terhindar dari kasus pencemaran nama baik, yang rentan banget dilayangkan kalau suatu pihak merasa dirugikan.


Kamu perlu ingat nih, ada yang namanya UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang dikenal dengan UU ITE (yang kini telah diubah menjadi UU No. 19 Tahun 2016). Dalam pasal 27 ayat 3 UU ITE tersebut, mengatur tentang pencemaran nama baik di dunia maya.

Makanya, kamu perlu juga mencermati konten dan konteks saat ingin mereview suatu produk lho, Be-emers. Adapun, buat memahami konteks, kamu bisa menambahkan pendapat ahli dan sumber terpercaya lainnya.

Tenang, selama ulasan kamu sesuai fakta dan jujur apa adanya, kamu enggak perlu takut kok untuk mengunggahnya.

Ingat, kamu juga masih dilindungi sama UU No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen nih, Be-emers. Dalam pasal 4 UU No.8 Tahun 1999, disebutkan bahwa sebagai konsumen, kamu berhak kok untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.

Nah, sekarang kamu sudah paham kan soal etika dan peraturan yang berlaku untuk review produk?

Oh iya, tapi menurut kamu, kasus Eiger ini cuma marketing gimmick aja biar viral enggak sih?

Cari tahu jawabannya di halaman selanjutnya yuk!