Anomali Saham GameStop, Begini Lho Kronologinya

GameStop - Pinterest

GameStop - Pinterest

Like

Di sepanjang pekan terakhir Januari 2021 kemarin, salah satu emiten di bursa Amerika Serikat tiba-tiba saja bikin heboh seisi planet Bumi nih, Be-emers. Saham GameStop melonjak secara drastis dan bikin perusahaan game tersebut jadi sorotan banyak pihak.

Kalau dilihat dari pergerakan sahamnya pada 28 Januari 2021 lalu, perusahaan dengan kode saham GME itu meroket hingga 134,84 persen lho

Kok bisa sih?
 

Kenalan Dulu Sama GameStop

Buat kamu para gamers, mungkin GameStop bisa jadi “surga dunia” buat kamu nih. Soalnya, sesuai namanya, GameStop merupakan sebuah perusahaan ritel yang menjual video game dan console game yang berasal dari Texas, Amerika Serikat.

Didirikan sejak 2004, GameStop ini juga jadi retailer video game terbesar di dunia lho! Diketahui, GameStop ini sudah punya lebih dari 5.500 toko ritel yang tersebar di Amerika Serikat, Canada, Eropa, hingga Australia.

GameStop juga sudah punya perusahaan ritel yang beroperasi di bawah brand-nya, kayak EB Games, ThinkGeek, dan Micromania-Zing. Selain itu, GameStop juga merambah bisnis lainnya seperti website game Kongregate, GameStop TV, hingga majalah game.


Awalnya sih, sebelum jadi GameStop, sang pendiri yakni Leonard Riggio, Daniel Dematteo, dan Richard Fontaine, mendirikan Babbage’s di tahun 1984. Hingga pada Oktober 1999, Barnes & Noble Booksellers membeli Babbage's Etc.

Fakta menariknya nih, Leonard Riggio juga merupakan ketua dan pemegang saham utama dari Barnes & Noble. Kemudian, Barnes & Noble pun akhirnya mengakuisisi peritel video game, yakni Funco.

Nasib Babbage’s yang tadinya menjadi anak usaha Barnes & Noble, lantas beralih menjadi anak usaha yang sepenuhnya dimiliki sama Funco deh, Be-emers. Enggak lama, Funco pun berganti nama jadi GameStop pada Desember 2000.

Hingga akhirnya, di bawah naungan Barnes & Noble Booksellers, GameStop melakukan Initial Public Offering (IPO) di bursa efek New York pada tahun 2002, dengan kode saham GME hingga saat ini. Adapun, saat itu, harga saham GME masih sebesar US$18 per lembar sahamnya.
 

Keterpurukan Bisnis GameStop

Namanya juga menjalankan usaha, pasti ada masa-masa “suram” yang harus dilewati. Begitu juga dengan GameStop.

Sebenarnya, bisnis GameStop sudah mulai mendapat cobaan sejak tahun 2016. Pasalnya, saat itu, sudah mulai banyak nih perusahaan yang menjual game secara digital.

Memang sih, sekitar tahun 2019 lalu, GameStop sempat mencoba buat menawarkan game-game “jadul” buat para gamers. Niatnya sih, biar pada bisa nostalgia dan bisa jadi peluang cuan baru.

Sayangnya, strategi itu keliru. GameStop justru harus kehilangan hingga lebih dari 700 toko ritelnya nih. Waduh!

Apalagi, di tahun 2020, pandemi mulai menekan berbagai sektor usaha, termasuk GameStop. Bahkan, kabarnya, penutupan toko ritelnya itu bakal masih berlanjut hingga tahun 2021 ini lho, Be-emers.

Di tengah kinerja GameStop yang enggak bagus-bagus amat ini, kok sahamnya malah melonjak banget ya, Be-emers?

Pindah ke halaman selanjutnya deh, biar tahu jawabannya. Hihi