Likes
Nokia - Canva
Perjuangan Nokia dan Motorola di Pasar Android
Sempat dijuluki handphone “sejuta umat”, Nokia bisa dibilang telah menjadi “raja” ponsel di era 2000an. Berbagai tipe ponsel Nokia, mulai dari 3310, 3360, 3650, 6600, hingga N-Gage laku banget di pasaran.Coba, apa tipe handphone Nokia pertama kamu nih, Be-emers?
Saat itu, Nokia cukup berjaya dengan sistem operasi Symbian. Tipe ponsel yang bervariasi dan sistem operasi yang mudah, bikin Nokia sulit buat dikalahkan pada masa itu.
Namun, masuk di tahun 2010an, popularitas Android hingga iOS mampu menenggelamkan Nokia. Kala itu, Nokia justru memilih Windows Phone atau Microsoft Lumia sebagai sistem operasinya menggantikan Symbian, dengan meluncurkan Nokia Lumia di tahun 2011.
Niatnya sih, CEO Nokia Stephen Elop kala itu ingin menghindari persaingan dengan vendor Android. Sayangnya, eksistensi Lumia hanya sampai tahun 2014.
Brand asal Finlandia itu pun akhirnya menyerah dan menggunakan Android sebagai sistem operasinya. Di kuartal pertama 2014, Nokia akhirnya meluncurkan Android pertamanya, meski masih punya dua tampilan user interface (UI) yakni UI bawaan Nokia dan Android.
Nokia memang kelihatannya masih “setengah hati” buat menggunakan Android nih, Be-emers. Soalnya, diketahui dari laman Selular, ternyata divisi phone Nokia sudah diakuisisi sama pihak Microsoft pada April 2014 lalu.
Perjanjian dengan Microsoft itu bikin Nokia enggak boleh menggunakan mereknya buat memproduksi smartphone hingga kuartal empat 2016. Bahkan, merek Nokia juga enggak boleh digunakan buat produk ponsel non smartphone hingga 10 tahun lho!
Makanya, baru pada 2017, Nokia akhirnya 100 persen meluncurkan ponsel Androidnya, yakni Nokia 6 yang kala itu dijual seharga US$246. Adapun, Nokia 6 diproduksi oleh Foxconn dan dijual pertama kali di China lho.
Di sisi lain, popularitas Motorola juga masih harus mengalami “perjuangan” kayak Nokia nih, Be-emers.
Motorola - Canva
Sebenarnya, sebelum Nokia, Motorola sudah eksis duluan di Indonesia lho. Di tahun 1991, perusahaan yang didirikan sama Ludwig van Beethoven ini membentuk kantor perwakilannya di Jakarta dan berkembang menjadi PT Motorola Indonesia di tahun 1995.
Jangan main-main, perusahaan Motorola yang sudah berdiri sejak tahun 1928 di Illinois ini merupakan pelopor telepon genggam, yang notabene jadi cikal bakal smartphone di masa kini.
Di era 2000an, Motorola sempat menjadi idola setelah Nokia, dengan tipe ponsel lipatnya (flip phone) yang stylist yakni Motorola RAZR V3. Bahkan, di tahun 2005, model V3 di-upgrade menjadi V3i dan berkolaborasi dengan Apple Inc untuk menghadirkan fitur iTunes di ponsel Motorola!
Sayangnya, hal itu enggak bertahan lama, manakala Android dan iOS menggeser popularitas Motorola dan Nokia.
Namun, berbeda dengan Nokia, Motorola Mobility rupanya pernah telah diakuisisi oleh Google pada Agustus 2011. Nilai akuisisinya saat itu mencapai US$12,5 miliar.
Dari laman resminya, Google ingin menguasai 24.500 hak paten dari Motorola buat mengalahkan raksasa lain kayak Microsoft, Oracle, hingga Apple yang juga ingin “menyerang” Android.
Hal itu enggak berlangsung lama kok. Soalnya, di tahun 2014, Lenovo kemudian berhasil mengakuisisi Motorola, dengan nilai US$2,91 miliar saat itu. Meskipun, mayoritas hak paten Motorola masih dimiliki Google.
Alhasil, dengan “dipinang” Lenovo, Motorola meluncurkan ponsel Androidnya yakni Moto X, Moto G, Moto E, dan DROID.
Meski begitu, di tahun 2020, eksistensi Nokia dan Motorola masih kalah populer sama brand pemain Android lainnya. Berdasarkan riset IDC, brand VIVO dan Oppo masih merajai pasar Android hingga kuartal ketiga 2020, hingga masing-masing mencapai 24,1 persen (VIVO) dan 21,7 persen (Oppo) di kategori low-mid range.
Selanjutnya, ada Xiaomi dan Samsung yang jadi penguasa di pasar Android, dengan masing-masing mencapai 18,1 persen (Xiaomi) dan 17,3 persen (Samsung).
Di satu sisi, hal itu enggak bikin Nokia dan Motorola putus asa. Mereka masih tetap berjuang untuk eksis di pasar Android dengan ’comeback’ dan meluncurkan produk entry-level yakni Nokia 1.4 dan Motorola Series Moto G (Moto G Play, Moto G Power, dan Moto G Stylus).
Hayooo, kamu tertarik enggak nih buat “throwback” dan beli smartphone Blackberry, Nokia, dan Motorola terbaru?
Kira-kira, “comeback” para mantan jagoan ponsel di era 2000an ini bakal bikin mereka berjaya lagi enggak ya kayak dulu?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.