Pemerintah China Tekan Alibaba Lepas Kepemilikan Media, Kenapa Ya?

Jack Ma - Pinterest

Jack Ma - Pinterest

Like

Jack Ma dan Alibaba masih harus mendapatkan tekanan nih dari pemerintah China, Be-emers. Kini, pemerintah China dikabarkan meminta Grup Alibaba untuk melepaskan aset medianya.

Diketahui dari The New York Post, para pejabat China merasa khawatir akan dampak perusahaan raksasa teknologi itu terhadap opini publik di negaranya sendiri.

Hal ini bermula di awal tahun 2021, menurut laporan The Wall Street Journal, setelah regulator China meninjau daftar properti media yang dimiliki oleh Alibaba.

Baca Juga: Dikabarkan Menghilang, Jack Ma Sebenarnya Masih Bebas Jalan-Jalan di China Lho!
 

Aset Media Alibaba Dianggap Mengancam Pemerintah China

Para pejabat China merasa cukup kesal dengan seberapa besar bisnis media ritel online itu. Mereka pun meminta pihak Alibaba untuk membuat strategi untuk mengurangi kepemilikannya.

Diketahui, perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma itu punya portofolio aset media yang luas, mencakup media cetak, penyiaran, digital, media sosial, dan periklanan. Belum diketahui seberapa besar total aset media yang dimiliki Alibaba.


Aset media Alibaba yang paling terkenal yakni termasuk kepemilikan di Weibo dan surat kabar berbahasa Inggris South China Morning Post.

Nah, kabarnya nih, aset tersebut dianggap sebagai ancaman karena berpotensi menjadi tantangan bagi Partai Komunis China dan mesin propagandanya yang kuat lho!

Meski begitu, pejabat pemerintah China sendiri enggak merinci aset media mana yang perlu dijatuhkan. Selain itu, enggak jelas juga apakah Alibaba perlu menjual semua aset medianya, walaupun segala rencana tetap akan membutuhkan persetujuan dari kepemimpinan senior China.
 

Pemerintah China Incar Media Hiburan Alibaba

Sementara itu, para pejabat China juga dikabarkan lagi mengincar divisi hiburan Alibaba lho, Be-emers. Media hiburan Alibaba terdiri dari Alibaba Pictures Group yang terdaftar di Hong Kong dan Youku Tudou, salah satu platform streaming video terbesar di China.

Meskipun, dari sumber The Wall Street Journal mengatakan, divestasi langsung dari portofolio hiburan mungkin enggak diperlukan.

Di satu sisi, pihak Alibaba enggak bisa memberikan respon lebih lanjut soal tindakan pemerintah China tersebut.

Namun, dilansir The Journal, pihak Alibaba mengatakan bahwa tujuan investasi di media yakni guna memberikan dukungan teknologi untuk peningkatan bisnis media. Selain itu, hal tersebut dilakukan untuk mendorong sinergi komersial dengan bisnis perdagangan inti Alibaba.

Pihak Alibaba juga menyatakan bahwa mereka sama sekali enggak campur tangan atau terlibat dalam operasional maupun keputusan editorial perusahaan media.

Adapun, pihak regulator China juga telah meluncurkan penyelidikan antitrust ke dalam praktik bisnis Alibaba, yang mana perusahaan tersebut mewajibkan pedagang untuk menandatangani perjanjian eksklusif yang melarang mereka menjual produk di platform e-commerce saingannya,

Baca Juga: Seberapa Besar Dampak Kasus Jack Ma Pada Startup Teknologi China?