Mengenal Apa Itu Margin of Safety (MOS) dalam Investasi Saham

Apa Itu Margin of Safety Illustration Bisnis Muda - Canva

Apa Itu Margin of Safety Illustration Bisnis Muda - Canva

Like

Dalam investasi saham, mungkin kamu sering banget dengar istilah “Margin of Safety”. Apalagi, investor terkenal Warren Buffet pernah mempopulerkan istilah tersebut lho sebagai salah satu trik investasi saham.

Margin of Safety ini penting untuk diketahui investor saham lho. Soalnya, kamu bisa mengetahui cuan atau ruginya sebuah investasi lewat margin of safety.

Lalu, sebenarnya apa itu Margin of Safety (MOS)?

Tahun 1928, Benjamin Graham bersama dengan partnernya David Dodd, pertama kali mempopulerkan suatu konsep yang disebut batas keamanan atau Margin of Safety (MOS). 

Istilah Margin of Safety diperkenalkan oleh dosen dari Warren Buffet itu sebagai konsep utama dari investasi dalam bukunya, The Intelligent Investor. Margin of Safety, menurut Benjamin Graham, merupakan selisih antara nilai intrinsik saham dengan harga jualnya saat ini.


Sedangkan Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip dari Instagram resminya, juga menyebutkan bahwa Margin of Safety merupakan sebuah gap antara market value dan intrinsic value. 

Baca Juga: Ini Risiko Investasi Saham yang Perlu Kamu Tahu!


 

Apa Itu Margin of Safety Illustration Bisnis Muda - Canva

Apa Itu Margin of Safety Illustration Bisnis Muda - Canva

 

Menentukan Margin of Safety

Rivan Kurniawan, lewat bukunya Value Investing untuk Pemula, semakin besar Margin of Safety maka akan makin kecil risiko untuk berinvestasi di suatu saham lho.

Terus, gimana kita bisa tahu atau menentukan Margin of Safety ketika berinvestasi saham?

Seperti yang dikatakan sebelumnya, ada dua unsur yang jadi pertimbangan dalam Margin of Safety, yakni nilai intrinsik saham dan harga jualnya. Nilai intrinsik sendiri, dalam investasi saham merupakan nilai sesungguhnya dari suatu saham.

Nah,diketahui dari laman Ajaib, nilai intrinsik itu beda dengan nilai pasar (harga saham) ataupun nilai buku (ekuitas). Misalnya nih, harga saham Rp1.000 per saham, tapi harga wajar setelah dianalisis (nilai intrinsiknya) yakni Rp500.

Kalau nilai intrinsik suatu saham lebih rendah dari harga sahamnya (nilai pasar), hal itu menunjukkan kalau harga sahamnya saat ini sudah mahal karena berada di atas nilai wajarnya.

Untuk menentukan nilai intrinsik dari suatu saham sebenarnya bersifat subjektif lho, Be-emers. Belajar dari Warren Buffet, menurutnya nilai intrinsik suatu saham bisa ditentukan misalnya dari kinerja perusahaan yang bagus tapi punya harga saham yang masuk akal.

Dikutip Ajaib, ada sejumlah faktor yang bisa jadi pertimbangan untuk menghitung nilai intrinsik ala Warren Buffet, antara lain:
  • Pilih Saham yang Punya Fundamental Bagus
  • Pahami Bisnis Emiten
  • Perhatikan Book Value Emiten

Sementara itu, menurut Benjamin Graham, ada rumus untuk Margin of Safety lho, yaitu:

(Harga wajar saham - harga saham) / Harga wajar saham x 100% = Margin of Safety

Misalnya nih, harga jual saham Rp2.000 per lembar saham. Nah, sahamnya tersebut punya potensi naik ke harga Rp4.000 per lembar saham. Maka, kalau pakai rumus tersebut, Margin of Safety yang diperoleh yakni 50 persen.

Adapun, sebenarnya Margin of Safety setiap investor itu beda-beda lho, serta enggak ada tolok ukur berapa jumlahnya. Soalnya, bisa jadi, jika nilai MOS-nya terlalu kecil, ada risiko harga saham suatu emiten turun.

Nah, kamu sudah mencoba untuk menimbang suatu saham berdasarkan Margin of Safety enggak nih, Be-emers?

Baca Juga: Coinbase: Startup Cryptocurrency yang Viral dan Baru IPO, Pilih Beli Sahamnya atau Bitcoin?