Sisi Lain Soal Bisnis Online, Kenali Apa Itu Slander Industry

Slander Industry Illustration Bisnis Muda - Canva

Slander Industry Illustration Bisnis Muda - Canva

Like

Dalam industri bisnis digital, ternyata ada risiko plagiat atau situs palsu dari para pesaing lho. Di satu sisi, ada istilah Slander Industry nih untuk membasmi para pelaku bisnis atau situs palsu yang eksis dan meresahkan para pelaku usaha.

Ingat kasus situs Grab Toko yang sempat heboh gara-gara dikira bagian dari Grab Inc. atau Grab Indonesia?

Gara-gara heboh kasus penipuan yang dilakukan Grab Toko, nama Grab Indonesia jadi ikutan tersorot. Padahal, keduanya enggak saling terkait satu sama lain.

Baca Juga: Heboh Penipuan Grab Toko, Ini Langkah Tegas Grab Indonesia Hingga BCA

Nah, ternyata, banyak juga sejumlah domain website dengan nama yang mirip-mirip dengan perusahaan atau bisnis yang sudah eksis terlebih dahulu. Hal ini jelas bikin bingung dan pusing para konsumen.


Dilansir The New York Times, ada rahasia tersembunyi di balik tabir perusahaan palsu di ranah bisnis digital, yang juga dikenal sebagai Slander Industry. Bahkan, untuk menghapus perusahaan semacam itu, banyak orang menyewa perusahaan "manajemen reputasi".

 

Canva

Slander Industry Illustration Bisnis Muda - Canva

 

Website Terlihat “Amatir” dalam Slander Industry

Kalau kamu pernah melihat website dengan tampilan foto atau visual yang kualitasnya kurang bagus, pastinya kamu akan mencurigai website tersebut. Belum lagi, tata bahasa dan ejaannya juga jelek.

Biasanya, website “palsu” dilengkapi dengan banyak teks. Seolah-olah dimaksudkan untuk dibaca oleh mesin, bukan manusia.

Namun, kamu jangan meremehkan kekuatan mereka lho, Be-emers. Situs-situs tersebut biasa disebut “so-called gripe sites”.

Terkadang mesin pencari atau search engine melakukan hal lebih dari sekedar membuat daftar tautan. Mesin pencari, seperti Google misalnya, menampilkan apa yang mereka anggap sebagai frasa paling relevan tentang apa pun yang banyak orang cari atau telusuri.

Bahkan, di sebuah situs yang kelihatan enggak jelas sekalipun, kadang mesin pencari justru memberi mereka lapisan kredibilitas sehingga muncul di halaman pertama.

Nah, hal itu jelas jadi sesuatu yang cukup buruk bagi pihak yang reputasinya telah dirusak. Apalagi, masalahnya menjadi lebih buruk karena website tersebut sangat sulit untuk diperbaiki atau di-banned.

Bayangin, kasus Grab Toko waktu itu sempat hampir menyeret nama baik Grab Indonesia. Bagusnya sih, pihak Grab Indonesia langsung mengambil langkah hukum.
 

Tugas "Manajemen Reputasi" untuk Membasmi Slander Industry

Beberapa firma manajemen reputasi menggunakan taktik perang untuk menghapus konten atau website palsu dalam Slander Industry.

Dari catatan The New York Times, firma Mr. Gloser misalnya, mengenakan biaya US$ 750 atau lebih untuk setiap penghapusan konten. Bahkan, untuk menghapus atau take down sesuatu konten, pihaknya juga harus menambahkan hingga ribuan dolar kepada sebagian besar kliennya.

Soalnya, firma tersebut juga sering membayar "biaya administrasi" kepada webmaster situs yang mengeluh. Adapun, Ms Glosser mengatakan dia telah memutuskan untuk mencoba membantu orang meningkatkan reputasi online sejak 2018.

Nah, apa yang bakal kamu lakukan jika ada yang melakukan plagiat platform bisnis online milikmu?