Makin Populer, Penambangan Kripto Malah Bikin Chip Jadi Langka Lho!

Penambangan Kripto Malah Bikin Chip Jadi Langka Illustration Bisnis Muda - Canva

Penambangan Kripto Malah Bikin Chip Jadi Langka Illustration Bisnis Muda - Canva

Like

Sejumlah aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, hingga Dogecoin memang sedang meroket nih. Namun, seiring fenomena aset digital tersebut, ternyata penambangan kripto malah bikin kelangkaan chip lho, Be-emers!

Selama ini, perusahaan teknologi seperti Nvidia dan AMD adalah yang paling mendominasi industri grafis PC. Keduanya, telah membentuk hampir semua Graphic Processing Units (GPU) khusus yang ada di komputer atau laptop kamu lho.

GPU atau graphic cards sendiri merupakan komponen penting dalam perangkat komputer untuk membuat output tampilan. Seperti memungkinkan kamu untuk melihat konten multimedia, desain grafis, video editing, hingga menampilkan grafik 3D video game.

Nah, dilansir dari How to Geek, Nvidia dan AMD sedang kekurangan pasokan untuk memproduksi GPU nih, Be-emers. Hal itu terjadi seiring kurangnya supply chip silikon secara global.

Chip yang juga disebut sebagai semikonduktor itu sebagian besar terbuat dari elemen yang disebut silikon. Memang sih, gara-gara pandemi, produsen semikonduktor terbesar di dunia kayak Samsung juga terpaksa memperlambat atau menghentikan produksi chipnya.


Belum lagi, meningkatnya demand barang elektronik seperti komputer dan game console, rupanya telah menyulitkan produsen untuk memenuhi permintaan tersebut.

Di sisi lain, sebenarnya selain karena permintaan barang elektronik yang meningkat, sulitnya pasokan GPU juga disebabkan oleh adanya penambangan kripto lho, Be-emers! Kok bisa?

 

Penambangan Kripto dengan GPU

Buat kamu yang belum tahu, aset kripto juga melalui proses penambangan lho. Beda dengan menambang batu bara, penambangan kripto merupakan proses yang menggunakan kekuatan chip komputer untuk memperkenalkan token baru ke dalam sirkulasi.

Nah, penambangan kripto sering menggunakan kekuatan dari pemrosesan GPU. Makanya, ada kemungkinan, rig penambangan kripto punya beberapa GPU yang enggak berjalan.

Menariknya, enggak kayak GPU yang biasa digunakan buat main game, GPU yang digunakan untuk menambang kripto ini digunakan hingga batas pemrosesan maksimalnya. Hal ini menyebabkan, sisa penambangan kripto punya sedikit atau bahkan enggak ada nilainya lagi saat dijual ke pasar bekas.

Gara-gara takut langka, Nvidia dikabarkan sempat berusaha untuk memblokir penambangan kripto di awal 2021 lho! Sayangnya, usaha itu gagal karena secara enggak sengaja Nvidia merilis driver grafis yang mengaktifkan kembali kemampuan penambangan kripto dengan GPU.
 

Gimana Nasib Pembuatan Chip Selanjutnya?

Dilansir Bloomberg, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun fasilitas fabrikasi semikonduktor atau chip! Enggak cuma itu, biayanya juga bisa menghabiskan hingga miliaran dolar!

Diketahui pembuatan chip biasanya membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan. Pembuatan chip juga dilakukan di pabrik raksasa, ruangan bebas debu, mesin bernilai jutaan dolar, timah cair, dan laser.

Pembuatan chip juga rumit lho! Chip yang terbuat dari silikon membutuhkan ruangan yang bersih alias steril. Bahkan, Bloomberg menyebutkan, satu titik debu saja dapat menyebabkan malapetaka dan kegagalan dalam pembuatan chip!

Makanya, untuk menjaga ruangan dan produksi tetap steril, udara terus-menerus disaring dan sangat sedikit orang yang diizinkan masuk. Para pekerja juga dibungkus dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan peralatan pelindung.

Meski begitu, wafer silikon enggak bisa disentuh langsung oleh manusia atau terkena udara. Produksi dilakukan dengan mesin dan dibawa oleh robot yang berjalan di atas rel di langit-langit.

Sementara itu, karena produksi yang rumit dan makan biaya, banyak negara yang juga harus menghadapi kesulitan dalam mencapai swasembada semikonduktor. Enggak heran, banyak negara yang memprioritaskan produksi chip nih, Be-emers.

Diketahui, China bahkan menyebut “kemerdekaan” chip sebagai prioritas nasional utama dalam rencana lima tahun terakhirnya. Presiden AS Joe Biden pun telah berjanji untuk membangun rantai pasokan chip Amerika yang aman dengan menghidupkan kembali manufaktur domestik.

Selama ini, perusahaan chip mencoba mengemas lebih banyak transistor ke dalam chip. Mereka juga meningkatkan kinerja dan membuat perangkat lebih hemat daya.

Adapun, dilansir dari data Bloomberg, mikroprosesor pertama Intel (4004) yang dirilis tahun 1971 hanya berisi 2.300 transistor dengan ukuran node 10 mikron, atau sepersejuta meter. Sayangnya, Intel mulai goyah manakala Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. dan Samsung Electronics Co. mulai membuat chip dengan transistor yang lebih baik.