Deretan Bank Tutup Kantor Cabang, Ini Penyebabnya

Bank Tutup Kantor Cabang Illustration Bisnis Muda - Canva

Bank Tutup Kantor Cabang Illustration Bisnis Muda - Canva

Like

Baru-baru ini, PT Bank Negara Indonesia (BNI) mengumumkan bahwa perseroan berencana menutup 96 kantor cabang pada tahun ini. Penutupan tersebut akan diberlakukan di seluruh Indonesia, meski daftar kantor yang akan ditutup belum diumumkan.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Layanan dan Jaringan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Ronny Venir. Ia mengungkap bahwa penutupan ini bukanlah keputusan yang tiba-tiba, tetapi berdasarkan pengamatan sejak lama.

BNI sendiri telah melakukan penutupan pada 39 kantor cabangnya sepanjang tahun 2020 lalu. Meski, mereka juga mendirikan 10 kantor baru. Lantas, apa penyebab penutupan kantor cabang tersebut?

Baca Juga: Tutup Bisnis Ritel di Indonesia, Begini Dampak Nasabah dan Karyawan Citibank
 

Penyebab Banyak Bank Tutup Kantor Cabang
Digitalisasi disebut Venir sebagai penyebab utama rencana penutupan cabang. Pasalnya, kini teknologi digital semakin berkembang dan turut mempengaruhi peralihan transaksi nasabah BNI dari transaksi langsung menjadi digital. 

“Hampir 80 persen volume transaksi sudah dilakukan secara digital, sehingga tinggal sedikit orang yang masih berinteraksi langsung,” ujar Venir, dikutip dari Antara.


Tak hanya itu, faktor lain yang meyakinkan perseroan untuk mengambil keputusan penutupan ini adalah penurunan transaksi di kantor cabang yang dilayani oleh teller dan customer service. Bahkan, transaksi nasabah di teller berkurang hingga 60 persen.

Oleh karena itu, keputusan untuk menutup puluhan kantor cabang diambil oleh BNI sebagai langkah untuk bertransformasi ke digital. Hal tersebut juga diiringi oleh peningkatan layanan digital untuk memudahkan transaksi baik segmen konsumen maupun bagi korporat.

 

Bank Tutup Kantor Cabang Illustration Bisnis Muda - Canva

Bank Tutup Kantor Cabang Illustration Bisnis Muda - Canva

 

Bank Lain yang Juga Tutup Cabang

Imbas digitalisasi tak hanya pada BNI, tetapi juga dirasakan oleh beberapa bank besar lainnya. 

Pada semester I 2020 lalu, telah ada 132 cabang kantor yang ditutup oleh perbankan berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Pada periode tersebut, BRI telah menutup 49 kantor cabangnya. Dimana mereka memilih mengembangkan agen BRILink untuk memberikan layanan transaksi langsung, karena dinilai lebih efektif dibanding kantor cabang.

Selain BNI dan BRI, Bank Mandiri juga ikut mengembangkan layanan digital dan menutup kantor cabang. Dikutip dari Kontan, pada 2020 lalu Bank Mandiri berencana menutup 72 kantor cabangnya.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikabarkan juga akan menutup 30 kantor cabangnya pada semester I di tahun ini. Dimana pada tahun sebelumnya, BTN telah menutup 123 kantor cabang dan membuka 5 kantor baru.

Meski, penutupan kantor cabang BTN ini diklaim karena kinerja kantor cabang yang kurang efektif dan efisien akibat tata lokasinya. Akan tetapi, digitalisasi juga mempengaruhi keputusan BTN untuk tidak banyak menambah jumlah kantor cabang baru.

Melihat pada jumlah bank yang menutup kantor cabangnya, tak heran bila OJK mencatat bahwa selama 5 tahun terakhir terdapat lebih dari 5.000 kantor bank yang telah ditutup akibat digitalisasi.

Itulah deretan bank yang menutup kantor cabangnya. Wah, kira-kira jumlah kantor cabang bank yang ditutup akan berapa ya 10 tahun mendatang?

Baca Juga: 
Bank Aladin: Dari Ganti Nama, Sampai Bertepuk Sebelah Tangan sama Induk Shopee