Sektor Investasi Asia Illustration Bisnis Muda - Canva
Likes
Kini, negara Asia mulai semakin “bersaing” dengan negara-negara maju di AS dan Eropa. Banyak pemain Asia yang berhasil menunjukkan eksistensinya, bahkan hingga mengalahkan negara maju.
Melihat pada hal itu, investor juga sebaiknya mulai melihat sektor bisnis di Asia.
Terutama saat ini karena pandemi Covid-19, berbagai negara mengalami goncangan ekonomi. Sehingga, memilih tempat investasi saat ini cukup sulit. Untuk membantu anda, Bloomberg menampilkan rekomendasi tempat investasi menurut manajer keuangan dan investasi.
Berikut deretan rekomendasi sektor yang menjanjikan untuk berinvestasi di Asia menurut manajer investasi dan keuangan.
Sektor Investasi Asia Illustration Bisnis Muda - Canva
Inbok Song
Co-manager Matthews Pacific Tiger Fund memandang bahwa sektor bisnis yang akan memiliki perkembangan pesat di Asia adalah perusahaan software, khususnya yang berbasis Cloud. Tentunya, hal ini bukanlah tanpa alasan.Menurut pandangan Song, di masa kini perusahaan-perusahaan di negara Asia sedang berupaya untuk meningkatkan produktivitas guna menunjukkan eksistensi di antara kompetitor dan menjadi perusahaan yang berdaya saing tinggi karena persaingan yang semakin ketat.
Selain itu, di beberapa negara Asia biaya tenaga kerja semakin tinggi dan keinginan untuk memperluas pasar juga mendorong meningkatnya kebutuhan sotfware. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas mereka mengadopsi lebih banyak software.
Tak hanya perusahaan besar, perusahaan kecil juga mengadopsi cloud untuk menjalankan bisnisnya. Sehingga tak heran bila perkembangan bisnis cloud di Asia bisa disandingkan dengan AS, terutama pada perusahaan cloud kecil hingga menengah.
Anda dapat menemukan peluang investasi yang bagus di China, Korea Selatan, Taiwan, dan beberapa bagian Asia Tenggara, terutama di negara dengan modal kecil hingga menengah. Bila ingin bermain melalui ETF, ETF Global X China Cloud Computing bisa menjadi pilihan yang tepat.
Jason Hsu
Chairman dan Chief Investment Officer, Rayliant Global Advisors melihat bahwa peluang investasi menjanjikan berada pada sektor ekonomi di China. Hal ini melihat pada keadaan bahwa saham-saham besar di China tengah mengalami kesulitan.Momen tersebut menjadi peluang bagi investor.
Hsu menyarankan bahwa peluang ada pada saham perusahaan besar, yaitu perusahaan bermain pada konsumen berteknologi rendah dengan arus kas yang kuat dan terus berkembang yang diuntungkan dari kebangkitan masyarakat kelas menengah.
Sehingga, peluang investasi ada pada perusahaan konsumen dan ritel yang bisa anda temui di ETF Merek Konsumen China X Global serta perusahaan penyedia layanan keuangan yang bisa anda temui di ETF Global X MSCI China Financials.
Baca Juga: Sektor dan Industri Saham Potensial Indonesia
Prabhat Ojha
Managing Director Cambridge Associates melihat peluang besar pada kredit swasta di Asia. Hal ini karena meski pasar kredit swasta di Asia menarik banyak modal, jumlah tersebut tak sebanyak kredit swasta di pasar AS dan Eropa.Ojha secara khusus melihat peluang investasi pada kredit swasta di negara Asia seperti China dan India. Di China, kebijakan yang diterapkan oleh negara telah menciptakan peluang yang menarik bagi manajer kredit karena mampu menavigasi melalui volatilitas.
Kebijakan tersebut diantaranya tindakan tegas untuk mengurangi shadow banking, kebijakan “three red-lines” sebagai indikator hutang perusahaan real estate, serta default dan restrukturisasi di perusahaan besar yang terkait dengan negara.
Sedangkan, daya tarik kredit swasta di India karena bank-banknya berada dalam kondisi yang relatif miskin serta kesulitan dalam ruang perusahaan keuangan non-bank telah mengakibatkan kekurangan kredit bahkan untuk peminjam yang sehat.
Akan tetapi, pasar swasta merupakan area langka. Sehingga, tidak ada ETF yang bisa disarankan sebagai proxy investasi.
Sektor Investasi Asia Illustration Bisnis Muda - Canva
Nikhil Kamath
Co-founder dan CIO, True Beacon dan Zerodha juga melihat India sebagai target investasi yang menjanjikan, terutama di bidang fintech. Hal ini karena jumlah pengguna bank di India sangat rendah.Pemerintah India menginginkan peningkatan inklusi keuangan, dan ingin lebih banyak orang memiliki akses ke perbankan. Selain itu, penetrasi saat ini hanya 1.5 persen dari 1.3 miliar populasi di pasar keuangan.
Sehingga, dengan tingkat yang rendah tersebut, bila melihat pada perspektif jangka panjang, ada peluang besar bahwa persentasenya akan meningkat. Terutama bila berkaca pada ekonomi maju di Barat yang jumlahnya 50 hingga 60 persen.
Kamath percaya bahwa bila kini anda berinvestasi pada sektor fintech di India, anda berpartisipasi dalam mendorong peningkatan persentase penetrasi tersebut. Bila anda ingin bertaruh pada pandangan Kamath, anda bisa melakukan investasi pada ETF Nifty India Financials.
Toh Tat Wai
Head of Portfolio Management, RBC Wealth Management, British Isles and Asia ini justru melihat peluang investasi yang menarik dari perusahaan yang mengembangkan solusi teknologi untuk masalah berkelanjutan.Terdapat lima teknologi berkelanjutan yang memiliki peluang jangka panjang yang menarik, ia menyebutnya “SusTech” yang terdiri dari teknologi hijau, teknologi pangan dan pertanian, fintech, teknologi kesehatan, dan smart cities.
Lebih spesifiknya, Wai menyatakan bahwa China menjadi negara potensial untuk investasi pada perusahaan SusTech. Pasalnya, komitmen China pada pengembangan teknologi berkelanjutan telah terlihat dan terbukti.
Oleh karena itu, melihat pada peluangnya yang besar, Wai menyarankan untuk berinvestasi pada teknologi berkelanjutan di China. Hal ini dapat dilakukan melalui KraneShares MSCI China Clean Technology Index ETF.
Mana yang menurut kamu paling menarik?
Baca Juga: Deretan Sektor Bisnis yang Mencetak Banyak Miliarder Dunia
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.