Pent-Up Demand Illustration Web Bisnis Muda - Canva
Likes
Nah, hal yang harus selalu dijaga adalah keseimbangan antara demand dan juga supply-nya (penawaran), yang mana jika hal tersebut dapat dicapai, maka bisnis juga akan berjalan dengan stabil.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa perusahaan juga ingin menerima demand yang tinggi, karena pastinya keuntungan yang didapat oleh perusahaan akan turut bertambah. Hal tersebut bisa didapatkan jika perusahaan mampu menyuplai semua permintaan konsumen.
Lalu, apa yang terjadi jika permintaan yang tinggi terjadi secara tiba-tiba? Nah, hal inilah yang disebut pent-up demand, Be-emers. Masih belum tau maksudnya? Yuk bahas bersama!
Apa itu pent-up demand?
Pent-up demand menggambarkan peningkatan pesat dalam permintaan untuk layanan atau produk, biasanya setelah periode pengeluaran yang tenang. Konsumen cenderung menunda melakukan pembelian selama resesi, membangun backlog permintaan yang dilepaskan ketika tanda-tanda pemulihan muncul.
Permintaan terpendam biasanya terjadi produk barang mewah dan juga hiburan yang bersifat diskresioner atau tipe pengeluaran yang tanpa dilakukan pun kelangsungan rumah tangga atau bisnis masih bisa berjalan.
Seringkali, permintaan yang terpendam mempercepat periode pemulihan ekonomi segera setelah penurunan ekonomi.
Kok bisa terjadi pent-up demand?
Pastinya hal itu dilakukan dalam rangka penghematan dan bisa juga digunakan untuk menyisihkan dana darurat. Penundaan tersebut juga menyebabkan permintaan untuk barang dan jasa menjadi rendah.
Lalu, setelah kondisi ekonomi membaik, mulailah pent-up demand terjadi. Konsumen mulai mengeluarkan uangnya untuk kebutuhan yang sebelumnya tertahan dan hasrat belanja yang lama tak tersalurkan.
Cara mengukurnya bagaimana?
Kayak apa sih, contoh terjadinya pent-up demand?
Akhirnya, kondisi ini membuat masyarakat lebih memilih untuk berhemat dan tidak mengeluarkan uangnya untuk belanja produk dan jasa yang bukan merupakan kebutuhan primer.
Nah, beberapa waktu lalu, sempat terjadi pelonggaran pembatasan nih Be-emers, yang akhirnya membuat masyarakat mulai melakukan banyak aktivitas di luar rumah.
Di tengah pandemi yang membuat kita diharuskan untuk menjaga imun, masyarakat juga mencari kegiatan yang menyenangkan dan juga menyehatkan, salah satunya bersepeda.
Hal tersebut lah yang akhirnya membuat demand untuk sepeda meningkat tajam! Nah, kondisi yang tiba-tiba inilah merupakan salah satu bentuk nyata dari pent-up demand.
Apa sih akibat peristiwa pent-up demand ini?
Penjual atau pemilik bisnis bisa menawarkan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga normalnya. Namun, peningkatan harga juga tidak akan menyurutkan niat konsumen untuk membeli karena hasrat belanja yang ingin disalurkan begitu tinggi.
Sama seperti contoh di atas, akhirnya harga sepeda pun melambung tinggi, bahkan untuk beberapa merek tertentu, harganya bisa mencapai Rp 40 juta per sepeda, lho!
Nah, itulah penjelasan tentang kondisi pent-up demand yang bisa terjadi pada kita dalam kegiatan sehari-hari, Be-emers!
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.