Produk 'Made in China' Alami Masalah Logistik Baru

Made in China Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Made in China Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Perusahaan China yang sedang ingin go-internasional kini mengalami masalah pengiriman.

Bisnis China yang biasa mendapat untung di luar negeri dengan murahnya akses ke manufaktur dalam negeri. Sekarang, itu berubah menjadi kerugian karena pandemi dan ketegangan perdagangan mengganggu saluran pasokan internasional.

Fang Xue yu selaku wakil presiden pemasaran internasional Hisense mengatakan bahwa banyak barang tidak dapat dikirim keluar. Hal tersebut dikarenakan biaya pengiriman kontainer masing-masing telah naik lima kali lipat dari sekitar $3.000 menjadi $15.000, sementara itu memakan waktu sekitar satu minggu lebih lama bagi mereka untuk sampai ke Eropa.

Gangguan logistik telah memukul perdagangan global satu demi satu. Mulai dari kemacetan Terusan Suez pada bulan Maret hingga munculnya kembali kasus Covid di Guangzhou pada bulan Juni.

Wakil presiden eksekutif operasi luar negeri Aiways Alexander Klose mengatakan gangguan itu akan menunda beberapa pengiriman hingga dua, tiga bulan hanya karena mobil berada di pelabuhan dan tidak diangkut. 


Klose juga menambahkan bahwa mereka harus memesan ulang shift, harus menunda shift karena tidak ada kapal, dan tidak ada kontainer, yang akan berdampak pada operasinya.

Baca Juga: Ada Ketakutan Pandemi Bakal Berlanjut, Pertumbuhan China Melambat?

Permintaan asing untuk produk buatan China tetap kuat, baik berdasarkan laporan perusahaan maupun data resmi. Badan bea cukai mengatakan pada paruh pertama tahun ini, ekspor ke Uni Eropa naik 35,9?ri tahun lalu menjadi $233 miliar, sementara ekspor ke AS naik 42,6% menjadi $252,86 miliar.

Hisense tetap tertarik untuk berekspansi ke luar negeri, dan menghasilkan $7,93 miliar di pasar internasional selama pandemi tahun lalu. Pada tahun 2025, perusahaan mengatakan akan meningkatkan tiga kali lipat kontribusi dari pasar luar negeri terhadap total pendapatan menjadi $23,5 miliar.

James Root, mitra dari Bain mengatakan perusahaan multinasional Cina mungkin menemukan kembali apa yang telah mereka ketahui sejak lama. Peluang pertumbuhan terbaik mereka ada di depan mereka.

Namun penundaan pengiriman menjadi tantangan terbaru yang dihadapi perusahaan China dalam mencoba menjangkau pasar internasional.

Root menambahkan bahwa dari sekitar 3.400 perusahaan China yang beroperasi secara internasional, hanya sekitar 200 yang menghasilkan lebih dari $1 miliar dalam penjualan di luar negeri. Menurutnya, perusahaan-perusahaan ini cenderung menjalankan lebih banyak model ekspor untuk bisnis internasional mereka. 

China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia, dan banyak ekonom memperkirakan akan melampaui AS untuk menjadi yang terbesar dalam beberapa tahun ke depan.

Baca Juga: Kebijakan Perekonomian China yang Menggemparkan Dunia