10 Keuntungan Investasi Reksa Dana

Like

10 Keunggulan Reksa Dana Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva

10 Keunggulan Reksa Dana Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva

 

6. Imbal Hasil yang Relatif Lebih Tinggi

Ini adalah daya tarik penting buat yang berinvestasi. Tentunya kamu berharap akan adanya pertumbuhan dana. Di reksa dana, duit kamu bisa tumbuh sesuai dengan karakter reksa dana yang kamu pegang.

Untuk reksa dana pasar uang, misalnya, bisa diperbandingkan dengan deposito. Jika deposito bank BUMN saat ini memberikan bunga di bawah 3 persen per tahun, maka reksa dana pasar uang bisa memberikan imbal hasil lebih tinggi, 5 atau 6 persen.

Potensi return lebih besar ada pada reksa dana saham, yang rerata bisa memberikan return hingga belasan persen. Bahkan, ada reksa dana saham yang returnnya ratusan persen, karena memang kenaikan harga saham bisa sangat signifikan.

Namun, tentunya risikonya juga lebih tinggi untuk reksa dana sama. Makanya, sebaiknya kamu cermat memilih reksa dana sesuai dengan toleransi risiko yang bisa kamu tanggung.

Baca Juga: Cara Memilih Reksa Dana Yang Baik Sebelum Membeli
 

7. Jenis Reksa Dana Beragam

Setidaknya ada empat jenis reksa dana yang umum kita temui, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. 


Ada juga reksadana terproteksi yang cenderung mirip dengan reksa dana pendapatan tetap, tetapi memiliki periode jatuh tempo. Alhasil, tidak bisa ditarik sewaktu-waktu.

Di sisi lain, ada pula reksa dana indeks dan ETF yang merupakan pengembangan dari reksa dana saham.

Nah, jenis-jenis reksa dana ini juga menentukan karakternya masing-masing. Perbedaan reksa dana itu tentunya memudahkan kamu untuk memilih produk yang sesuai dengan profil risiko.

Apa itu profil risiko? Profil risiko adalah tingkat toleransi kita menghadapi risiko penurunan nilai aset. Setidaknya ada tiga tipe utama profil risiko, yaitu tipe konservatif, tipe agresif dan tipe moderat.

Tipe konservatif adalah mereka yang cenderung tidak suka dengan risiko yang tinggi. Untuk tipe agresif, seperti namanya, kebalikan dari tipe konservatif yakni berani dengan risiko investasi. Tipe agresif berani mengambil risiko karena juga berharap mendapatkan return yang lebih tinggi.

Adapun tipe moderat adalah yang tingkat keberaniannya lebih tinggi dari tipe konservatif namun tidak setinggi tipe agresif.

Nah, kalau sudah tahu profil risiko, kamu bisa pilih reksa dana yang sesuai. Kalau kamu tidak terlalu berani dengan turunnya nilai investasi, kamu bisa pilih reksa dana pasar uang dan atau reksa dana pendapatan tetap.

Kalau kamu agresif, reksa dana saham cocok untukmu. Bagi yang moderat, bisa memilih campuran dan pendapatan tetap. 

Tentunya tidak perlu harus begitu ya, kamu juga bisa mengkombinasikannya. Biasanya disarankan membagi dana ke dalam 3 reksa dana yang berbeda. Nah, proporsinya saja yang berbeda.

 

10 Keunggulan Reksa Dana Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva

10 Keunggulan Reksa Dana Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva

 

8. Tidak ada Risiko Kehilangan

Maksudnya bagaimana, nih? Bayangkan kalau rumah kamu kebakaran—amit-amit, jangan sampai ya—maka simpanan uang kertas kamu di rumah bisa ludes. Emas di lacimu juga bisa saja hilang. Atau, properti hangus terbakar.

Beda dengan reksa dana. Karena dana disimpan oleh bank kustodian, bukan manajer investasi ya, maka aman dari risiko pencurian atau kebakaran.

Smartphone kamu hilang pun kamu masih bisa mengamankan reksadanamu. Tentunya dengan tetap menjaga kerahasiaan akun dan passwordnya.  

Baca Juga: Perbedaan antara Reksa Dana Saham dengan Investasi Langsung di Saham
 

9. Hasil Keuntungan Bebas Pajak

Benarkah? Ya, betul. Keuntungan reksa dana sudah bersih dari pajak, tidak akan dipotong lagi. Ini karena dari aset yang dikelola MI sudah dipajaki. Jadi yang kamu terima itu bersih.

Beda kalau kamu beli  deposito atau beli Obligasi Ritel. Pajak bunga deposito itu 20 persen, sedangkan pajak imbal hasil SBN adalah 15 persen.
 

10. Diawasi Pemerintah

Reksa dana diregulasi oleh pemerintah. Aktivitas investasi reksa dana diawasi ketat oleh OJK. 

Memang ada beberapa kasus reksa dana yang melanggar hukum, tetapi dalam hal ini regulator bisa langsung bertindak. 

Lagi pula, sebenarnya dana kita tidak dipegang oleh manajer investasi, melainkan di bank kustodian. MI hanya bertindak sebagai pihak yang mengatur alokasi aset, tidka memegang dana secara langsung.

Nah, antara MI dan bank kustodian ini biasanya tidak terafiliasi, sehingga mengurangi risiko kongkalikong. 

Wuih panjang ya ngomongin keuntungan reksa dana. Sekarang, kamu tertarik nggak beli reksa dana??