CEO Sweetgreen Sebut Obesitas Penyebab Kematian Pasien Covid-19, Benarkah?

CEO Sweetgreen Sebut Obesitas Sebabkan Kematian Covid-19 Illustration Web Bisnis Muda - Image: dot.la

CEO Sweetgreen Sebut Obesitas Sebabkan Kematian Covid-19 Illustration Web Bisnis Muda - Image: dot.la

Like

Covid-19 telah merenggut banyak nyawa di seluruh dunia. Namun, CEO Sweetgreen justru menyebut kalau salah satu penyebab kematian pasien Covid-19 adalah karena masalah obesitas. Benarkah begitu?

Kasus positif Covid-19 dan angka kematian akibat virus yang berasal dari Wuhan tersebut memang terus bertambah. Dilansir dari laman Our World in Data, hingga 31 Agustus 2021, total tercatat ada 217,71 kasus positif Covid-19 di seluruh dunia.

Bahkan, angka kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia, hingga 31 Agustus 2021, sudah mencapai 4,53 juta lho!

Anehnya nih, di tengah lonjakan kasus positif dan kematian akibat Covid-19, CEO Sweetgreen Jonathan Neman justru mendapat kontroversi karena menegaskan bahwa "akar penyebab" pandemi COVID-19 adalah obesitas!

Dikutip New York Post, Jonathan mengatakan, 78 persen pasien Covid-19 rawat inap merupakan yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Pernyataan itu ia unggah di akun LinkedIn miliknya, meski kini diketahui kalau unggahan tersebut sudah dihapus.


Dalam unggahannya itu, New York Post mencatat ada sejumlah poin yang disorot oleh Jonathan nih, Be-emers. Tiga poin tersebut antara lain:
  • COVID adalah endemik
  • Mandat masker dan vaksin lebih diprioritaskan daripada “mandat kesehatan”
  • Obesitas yang menyebabkan pandemi harus menjadi inspirasi untuk menciptakan “masa depan yang lebih sehat.”

Enggak hanya itu, Jonathan Neman berpendapat, makanan yang bikin kita sakit seharusnya menjadi ilegal atau bahkan dikenakan pajak untuk membayar dampak pandemi. Sebaliknya, menurut Jonathan, alangkah lebih baik kalau pajak tersebut digunakan memberi insentif pada kesehatan.

Sayangnya, pendapat Jonathan malah mendapat kritikan dari sejumlah pihak nih, Be-emers. Pendapat tersebut dianggap warga LinkedIn bisa mempermalukan individu yang kelebihan berat badan -hingga akhirnya pernyataan tersebut viral dibicarakan di Twitter.

Lalu, benarkah obesitas memberi dampak yang signifikan bagi pasien Covid-19?

Baca Juga: Media Sosial Pinterest Melarang Semua Iklan Penurun Berat Badan, Ini Alasannya
 

Efek Obesitas pada Pasien Covid-19

Pada dasarnya, virus Covid-19 ini memang merupakan penyakit menular. Orang yang terinfeksi virus Covid-19 bakal mengalami gejala mulai dari penyakit pernapasan ringan hingga sedang, bahkan ada yang sama sekali enggak bergejala.

Nah, World health Organization (WHO) menyebutkan kalau orang yang lebih tua dan orang yang punya masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker lebih mungkin mengembangkan penyakitnya tersebut jika terserang Covid-19.

Dengan kata lain, Covid-19 dapat memperparah kondisi seseorang yang punya penyakit kronis dan imunitas dari orang dengan usia yang sudah tidak lagi produktif. Lalu, gimana dengan orang yang kelebihan berat badan atau biasa disebut obesitas?

 

Efek Obesitas pada Pasien Covid-19 Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva

Efek Obesitas pada Pasien Covid-19 Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva



Dilansir dari laman science.org, sejak pandemi Covid-19, ternyata banyak penelitian melaporkan bahwa pasien COVID-19 yang paling sakit adalah orang-orang dengan obesitas lho, Be-emers! Bahkan, sebuah studi populasi baru telah menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat badan pun berisiko lebih tinggi terhadap virus asal Wuhan itu.

Dalam survei ytang dilakukan Obesity Review, dari 399 ribu orang, ditemukan bahkan orang dengan obesitas yang tertular SARS-CoV-2 113 persen lebih mungkin untuk dirawat insentif di rumah sakit daripada orang dengan berat badan sehat. Sementara 74 persennya lebih mungkin dirawat di ICU dan 48 persen lainnya bahkan berpotensi meninggal dunia.

Kenapa bisa begitu?

Soalnya, dikutip science.org, obesitas itu bisa mengalami gangguan kekebalan, peradangan kronis, dan darah yang cenderung menggumpal. Semua itu pun bisa diperparah jika ada virus Covid-19 masuk ke tubuh seseorang yang obesitas.

Adapun, orang yang obesitas lebih mungkin memiliki penyakit lain seperti penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan diabetes dibanding orang dengan berat badan normal. Selain itu, orang dengan obesitas juga rentan terhadap sindrom metabolik, di mana kadar gula darah, kadar lemak, dan tekanan darah tinggi.

Nah, jadi mulai sekarang, jaga kesehatan dan asupan makan kamu ya, Be-emers!