Puluhan Emiten Mau Terbitan Saham Baru, Nilainya Rp116,57 Triliun. Tertarik?

Foto Bisnis - Fanny Kusumawardhani

Foto Bisnis - Fanny Kusumawardhani

Like

Aksi penggalangan dana lewat bursa saham kian semarak. Selain melalui penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO), sejumlah emiten eksisting juga akan menerbitkan saham baru melalui mekanisme rights issue.

Rights issue atau dikenal sebagai hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) adalah hak yang diperoleh para pemegang saham suatu perseroan terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang menjalani proses emisi atau pengeluaran saham baru.

Menurut catatan Bisnis.com, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut saat ini ada 44 perusahaan publik yang ingin menggelar rights issue dengan target dana mencapai Rp116,57 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan salah satu perusahaan yang akan melakukan penambahan modal melalui rights issue adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Total dana yang akan diperoleh BBRI ditargetkan sebesar Rp95,9 triliun.

“Pelaksanaan rights issue yang dilakukan BBRI merupakan rights issue terbesar di tahun 2021 dan juga akan mencetak sejarah baru dalam perolehan dana sejak diaktifkannya pasar modal Indonesia," katanya.


Tahun ini sudah ada 18 emiten yang telah melakukan rights issue dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp51,89 triliun.

Adapun rights issue terbesar dicatatkan oleh PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebesar Rp15,4 triliun dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp10,82 triliun.

Berdasarkan pipeline rights issue 2021, terdapat 13 bank yang akan melakukan rights issue guna memperkuat struktur permodalannya.

Dari jumlah perolehan dana yang akan dihimpun melalui right issue, masih didominasi oleh perusahaan tercatat pada sektor keuangan termasuk perbankan.

Rights issue bisa meningkatkan kinerja perusahaan lho. Karena emiten mendapatkan modal baru dari investor untuk mendorong pencapaian kinerja. Jadi wajar saja apabila rights issue ini diminati oleh investor, apalagi jika harga saham rights issue lebih rendah daripada harga saham saat emisi.
 

Bursa Efek Indonesia. Bisnis - Nurul Hidayat

Bursa Efek Indonesia. Bisnis - Nurul Hidayat

 

Semarak IPO


Secara umum, selain rights issue, Bursa juga banyak menerima permohonan emisi seperti IPO, penerbitan surat utang korporasi, dan sukuk.

Antusiasme perusahaan ini didorong oleh optimisme terhadap pasar modal yang dinilai masih terjaga baik, tertama di tengah stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut tahun ini.

Menurut Nyoman mengatakan respons pasar atau investor sampai saat ini masih positif atas penawaran umum yang dilakukan oleh calon emiten.

Di sisi lain, lanjutnya, regulator dan BEI akan terus memperbarui peraturan sesuai perkembangan pasar. Sebab, semakin marak minat perusahaan melakukan permohonan pencatatan efek di bursa

Hingga 3 September 2021 BEI mencatat terdapat 29 perusahaan dalam pipeline IPO di bursa. Dua perusahaan diantaranya adalah anak perusahaan BUMN.

Sayangnya nih, nama anak usaha BUMN itu belum bisa disampaikan ke publik karena harus mendapatkan izin publikasi lebih dahulu dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sebagai tambahan informasi, calon-calon emiten yang berada di pipeline Bursa itu terdiri dari berbagai sektor.

Sebanyak 6 perusahaan dari sektor industrials dan consumer cyclicals, 4 perusahaan berasal dari segmen konsumer non-siklikal, 3 perusahaan dari sektor energi, 2 calon emiten masing-masing dari sektor transportation dan logistik, teknologi dan keuangan.

Ada juga dari sektor bahan baku, properti dan real estat, infrastruktur, dan kesehatan yang masing-masing satu perusahaan.

Nah, kalian berminat nggak masuk ke saham-saham baru?