Mengenal Perusahaan Go Public, Serta Manfaat dan Konsekuensinya

Manfaat dan Konsekuensi Perusahaan Go Public Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva

Manfaat dan Konsekuensi Perusahaan Go Public Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva

Like

Menjaga stabilitas serta perkembangan merupakan bagian yang tidak bisa lepas dari sebuah perusahaan. Persaingan bisnis hingga asupan dana kerap kali jadi tantangan tersendiri. 

Untuk itu, hadirnya investor tentu jadi hal yang penting guna menopang pendanaan serta menjaga stabilitas usaha.

Berbagai cara bisa ditempuh sebuah perusahaan untuk mendapatkan investor. Tak hanya dari pihak keluarga, rekan, atau bahkan investor profesional, perusahaan bisa mendapatkan investor yang berasal dari kalangan masyarakat dengan melakukan aksi Initial Public Offering (IPO) dan menjadi perusahaan Go Public atau emiten.

Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kesempatan kepada perusahaan yang ingin mendapatkan sumber pendanaan dari masyarakat melalui IPO. Dengan menjadi emiten, itu artinya perusahaan akan menjual sahamnya kepada publik secara perdana.

Dengan begitu, perusahaan tersebut juga secara otomatis akan melantai dan mencatatkan sahamnya di bursa atau pasar modal.


Baca Juga: Apa Sih Tujuan dan Dampak Emiten Melakukan Aksi Korporasi?

 

Manfaat dan Konsekuensi Emiten

Tidak ada aturan baku mengenai kewajiban sebuah perusahaan harus terbuka atau Go Public. Namun, BEI menuturkan sejumlah manfaat yang akan didapat perusahaan jika melakukan IPO.

Saat perusahaan memilih untuk Go Public, maka kemungkinan terbesar adalah perusahaannya akan mendapatkan sumber pendanaan baru yang berasal dari publik. Calon emiten juga bakal mendapat dana dalam jumlah yang cukup besar sekaligus mendapatkan cost of fund yang relatif lebih rendah dibanding melalui perbankan.

Tak hanya itu, calon emiten juga dapat melakukan secondary offering. Sehingga, mempunyai akses dana tak terbatas melalui Global Fund Manager.

Selain dana, BEI juga memastikan adanya manfaat lain bagi emiten berupa keunggulan kompetitif untuk pengembangan usaha dan adanya akses merger atau akuisisi. Adapun, dengan Go Public, kemampuan Going Concern akan meningkat, begitu pun dengan citra dan nilai perusahaan.

Namun, perusahaan juga harus siap menghadapi sejumlah konsekuensi seperti bersiap untuk berbagi kepemilikan saham dengan publik yang berarti persentase kepemilikan akan berkurang, hingga kesepakatan untuk mematuhi sejumlah aturan yang berlaku di pasar modal.

Meski demikian, BEI menuturkan bahwa saham yang hendak Go Public tentu akan mudah dikenal publik dan akan berpotensi untuk menjaga kelangsungan usahanya.