3 Hal Ini Buat Bisnismu Lebih Kreatif di Masa Karantina

3 Hal Ini Buat Bisnismu Lebih Kreatif di Masa Karantina (Desain gambar oleh Fenni Bungsu)

3 Hal Ini Buat Bisnismu Lebih Kreatif di Masa Karantina (Desain gambar oleh Fenni Bungsu)

Like

Hai, hai teman-teman yang sedang maupun mungkin yang baru hendak menjalankan bisnis. Kalau menghitung sudah berapa lama masa karantina ini, saya yakin kamu pasti tahu sejak kapan kita diharuskan berada di rumah aja baik itu WFH (Work From Home) dan SFH (School From Home) dikarenakan pandemi dari virus covid-19. Namun bila dihitung sudah berapa banyak kreativitas untuk bisnismu, apakah sudah bertambah atau justru jadi membuat makin mager alias malas gerak. Kuy, semangat menghasilkan karya terbaik untuk bisnismu dengan tiga hal positif ini, yaitu:
 

Jangan Abaikan Internet, Sudah Saatnya Melek Digital

Bila sebelum masa pandemi, bisnis yang kamu jalankan kurang memaksimalkan internet, maka sudah saatnya nih melek dengan digital. Pasalnya tidak hanya platform media sosial seperti Instagram, YouTube, Twitter, dan Facebook saja yang dapat kamu manfaatkan untuk memasarkan produkmu, bisa menjadi seller di e-commerce, dan bisa pula melalui platform lain seperti Podcast dan TikTok yang dapat menjadi alternatif agar bisnismu itu bisa dipasarkan dengan lebih kekinian. Bukan itu saja kamu pun dapat semakin memudahkan konsumen melalui transaksi pembayaran non tunai.

Hal ini sejalan dengan pendapat Tri Raharjo, Chairman TRAS N CO Indonesia yang disampaikan melalui laman Bisnis.com (13/4/2020), bahwa tidak sedikit pelaku bisnis yang mulai mengoptimalkan pemasaran online dan digital branding sebagai sarana komunikasi dengan target konsumennya.
 

Ilustrasi gambar media sosial -- sumber pixabay

Ilustrasi gambar media sosial -- sumber pixabay


 

Waktunya Teliti Mengenal Pangsa Pasarmu

Setelah kamu memanfaatkan internet dengan bijak, waktunya untuk kamu lebih teliti mengenal pangsa pasarmu. Kamu bisa membuat seperti tabel demografi bahwa ternyata misalnya produkmu banyak digemari oleh kalangan milenial dan para ibu. Hal tersebut dapat dijadikan modal untuk semakin memajukan dan mempertahankan bisnismu, bahkan tambah lagi kreativitas unik yang kamu punya. Dengan begitu, konsumen akan mengenal dan hapal dengan produk usahamu alias kamu sudah membranding bisnismu tersebut, bukan?
 

ilustrasi mengenal pangsa pasar -- sumber pixabay

ilustrasi mengenal pangsa pasar -- sumber pixabay


 

Jangan Malas Belajar Fotografi

Produk usaha yang kamu pasarkan melalui internet, setidaknya ada caption tentang perincian produk tersebut, dan tentunya ada gambar. Oleh karenanya kamu perlu menambah keterampilan untuk belajar fotografi.

Bila tak ada dana khusus untuk kursus, tak perlu merogoh kocek dalam untuk sementara kamu dapat belajar fotografi melalui internet. Setidaknya bisa belajar dasarnya fotografi, teknik pencahayaan, dan bagaimana tampilan (angle) yang baik agar produk yang kamu pasarkan dapat menarik pengunjung. Namun jangan sampai lupa untuk tidak berlebihan dalam menyunting dan menampilkan foto produkmu itu, agar pembeli tidak merasa dirugikan.

 

ilustrasi belajar fotografi -- sumber pixabay

ilustrasi belajar fotografi -- sumber pixabay


Di masa kenormalan baru atau PSBB Transisi ini, geliat usaha mulai berbenah lagi. Maka jangan lagi tenggelam atau bermuram durja di masa pandemi ini. Memang perekonomian masih belum stabil, tetapi kita pun harus bangkit, terutama bagi kamu yang ingin fokus memulai bisnis baru atau menjalankan usaha yang sempat landai itu, sebagaimana yang disampaikan oleh Managing Partner Grant Thornton Indonesia,

Johanna Gani yang saya kutip dari laman Bisnis.com (21/02/2020), Ia memprediksi ekonomi Indonesia dapat masuk ke dalam skenario terburuk selama masa pandemi ini. Menurutnya kunci untuk bertahan adalah tetap optimis dan selalu beradaptasi dengan keadaan.  

Pertanyaan umum dalam dunia bisnis adalah ‘mengapa?’ Itu pertanyaan yang bagus, namun sama bagusnya dengan pertanyaan, ‘mengapa tidak?’ – Jeffrey Bezos (Bisnis.com 25/10/2013).



Yuk singkirkan pola pikir negatif, misalnya seperti mengapa pandemi ini terjadi sehingga bisnisku terpuruk? Namun ubah dengan, mengapa harus berlama-lama larut dalam sedih? Ini saatnya untuk meningkatkan lagi kreativitas meski keadaan masih belum kondusif saat ini. Jadikan masa karantina ini untuk lebih mengeksplor dan memajukan bisnismu untuk mantap bangkit lagi. Semangat, semangat, dan semangat.