IPO BUMN dan Anak Usahanya Dinanti Pasar, Ini Alasannya!

IPO BUMN dan Anak Usahanya Dinanti Pasar, Ini Alasannya! Illustration Web Bisnis Muda - Medcom.id

IPO BUMN dan Anak Usahanya Dinanti Pasar, Ini Alasannya! Illustration Web Bisnis Muda - Medcom.id

Like

Pasar modal menanti-nanti aksi IPO (initial public offering) yang akan dilakukan BUMN dan juga anak usahanya. Aksi tersebut dapat mendorong pergerakan bursa sekaligus dapat menjadi shortcut atau jalan pintas menuju kinerja BUMN yang lebih baik.

Toto Pranoto, Associate Director BUMN Research Group LM FEB UI, mengatakan bahwa IPO emiten BUMN ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu karena dinilai dapat mendorong pergerakan bursa saham.

Minat investor diperkirakan akan meningkat dengan adanya rencana IPO beberapa BUMN, yaitu seperti grup Telkom melalui Mitratel atau grup Pertamina. Peran perusahaan-perusahaan tersebut sebagai market leader di Industrinya dan juga prospek usaha yang baik dapat menarik minat investor.

Toto juga menyampaikan bahwa IPO dianggap menjadi tanda kinerja baik dari BUMN dan juga anak usahanya, yang bisa berimbas pada meningkatnya minat investor terhadap calon emiten yang akan melakukan IPO.

Sebelum IPO, BUMN harus memenuhi persyaratan administrasi, salah satunya seperti syarat posisi laba ataupun jumlah minimal saham yang akan diedarkan kepada publik.


Menurut Toto, hal penting yang perlu dilakukan BUMN sebelum IPO adalah memperbaiki kinerja BUMN sehingga bisa meningkatkan prospek perusahaan dan dapat menarik minat investor.

Menurut hasil studi dari Lembaga Management FEB UI, BUMN yang telah melakukan aksi IPO memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan BUMN yang belum terbuka, sehingga perusahaan BUMN lainnya didorong untuk melakukan aksi IPO juga.

Di tahun 2021 ini, Kementerian BUMN menetapkan target IPO jumbo yang akan dilakukan oleh dua anak usaha BUMN, yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel.

Rencana IPO Mitratel yang merupakan unit infrastruktur dari Telkom diharapkan dapat mengumpulkan dana senilai $1 miliar atau setara dengan Rp 14,1 triliun (kurs Rp 14.179 per USD).

Sementara itu, IPO perusahaan pembangkit listrik EBT (energi baru dan terbarukan) berpotensi menggalang dana hingga $500 juta atau sekitar Rp 7,09 triliun.

Baca Juga: Deretan 7 BUMN yang Akan Ditutup oleh Erick Thohir