Polemik Panjang Antara Amazon dan Jeff Bezos dengan Kongres AS, Ada Apa?

Amazon Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr

Amazon Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr

Like

Akhir-akhir ini polemik yang dihadapi oleh Amazon dengan Kongres AS atas tuduhan pembohongan dan penyesatan tentang laporan praktik bisnis perusahaan Amazon kembali mencuat lagi kepermukaan.

Polemik ini bukanlah suatu kasus yang baru, melainkan kasus yang terbilang cukup berkepanjangan dengan telah dilakukannya investigasi dan sidang yang melibatkan beberapa pihak terhitung sejak tahun 2019.

Melansir dari BBC, duduk persoalan tersebut bermula dari klaim yang dilayangkan oleh Reuters dan beberapa media lainnya tentang Amazon yang melakukan tindakan atas menyalin produk dan mencurangi hasil pencariannya untuk meningkatkan penjualan merek di India.

Reuters dan beberapa media lainnya terbilang memiliki keberanian khsusus dengan klaim yang dilayangkan setelah ribuan halaman dokumen internal dari Amazon bocor beberapa kantor media.

Mendengar klaim yang dilayangkan oleh Reuters dan beberapa media lainnya, anggota Komite Kehakiman Dewan Perwakilan AS kembali merespons hal tersebut dengan mengirimkan surat kepada Andy Jassy selaku CEO Amazon yang telah menggantikan Jeff Bezos pada bulan Juli lalu.


Jauh sebelum klaim yang dilayangkan oleh Reuters, pada tahun 2019 Komite Kehakiman Dewan Perwakilan AS lebih dulu menyelidiki seputar aktivitas serta persaingan pada pasar digital, termasuk Amazon yang pada saat itu diketahui menggunakan data penjualan pihak ketiga dari platform hingga Amazon yang dinilai tidak adil atas pendahuluan terkait produk.

Bersamaan dengan itu, Jeff Bezos yang kala itu masih menjabat sebagai CEO Amazon membantahnya dengan sumpah di hadapan subkomite anti-trust Komite Kehakiman bahwa perusahaannya melarang karyawan Amazon untuk menggunakan data pada penjual individu untuk menguntungkan lini produk.

Dalam sidang berbeda di tahun 2019, lewat Nate Sutton selaku Penasihat Umum Asosiasi dari Amazon juga memberikan keterangan serupa yaitu perusahaan tidak pernah menggunakan data pengguna untuk membuat produk merek dengan hasil memanipulai hasil pencarian untuk keuntungan pribadi.

Nate Sutton menjelaskan lebih lanjut bahwa algoritma seputar data pengguna hanya untuk melakukan prediksi tentang apa yang konsumen butuhkan terlepas dari penjualnya.

Mengutip dari Tempo, pihak Amazon sendiri mengatakan bahwa klaim yang dilayangkan oleh Reuters merupakan tuduhan yang secara faktual tidak benar dan tidak berdasar.

Nah, kira – kira bagaimana ya Be-emers kelanjutan dari polemik antara Amazon ini dengan Komite Kehakiman Dewan Perwakilan AS?