Ada Apa dengan Google dan Pentagon Terkait Kontrak Cloud?

Google Tertarik Kontrak Cloud Pentagon Illustration Bisnis Muda - Image: Canva

Google Tertarik Kontrak Cloud Pentagon Illustration Bisnis Muda - Image: Canva

Like

Pentagon, markas Departemen Pertahanan AS, memang diketahui tengah menjajaki kontrak kerjasama dengan sejumlah perusahaan teknologi terkait komputasi awan alias cloud computing. Salah satu perusahaan yang tertarik dengan kontrak tersebut yakni Google.

Di tahun 2018, dari catatan Business Journals, Google pernah mengatakan bahwa mereka enggak akan menawar kontrak komputasi awan besar dengan Pentagon. Sebab, Joint Enterprise Defense Infrastructure (JEDI) Pentagon dinilai akan bertentangan dengan prinsip-prinsip AI (Artificial Intelligence) Google.

Namun, baru-baru ini Eksekutif Google justru diketahui tertarik dengan kontrak Pentagon untuk komputasi awan! Bahkan, dilansir The New York Times, Google menyebutkan bahwa bekerja untuk militer tidak selalu bertentangan dengan prinsip-prinsip yang dibuat oleh perusahaan, sebagai mana nanti teknologi kecerdasan buatannya akan digunakan.

Lho, kok Google tiba-tiba berubah pikiran?

Baca Juga: Luncurkan Fitur Baru, Google Bantu Pengguna Perkecil Jejak Karbon
 

Alasan Google Terburu-Buru Mengejar Kontrak Cloud Pentagon

The New York Times menyebutkan, Google mengejar kontrak tiga tahun setelah adanya pemberontakan karyawan. Mereka memaksa perusahaan untuk meninggalkan pekerjaan pada program Pentagon -yang mana menggunakan kecerdasan buatan dan membuat pedoman baru untuk enggak menggunakan AI terhadap senjata.


Sebenarnya sih, pengejaran kontrak tersebut juga dinilai berpotensi menimbulkan bentrokan lain antara pemimpin perusahaan dan karyawan. Meski begitu, pihak unit Cloud Google tetap memprioritaskan persiapan untuk tawaran kontrak Pentagon nih, Be-emers.

 

Google Tertarik Kontrak Cloud Pentagon Illustration Bisnis Muda - Image: Canva

Google Tertarik Kontrak Cloud Pentagon Illustration Bisnis Muda - Image: Canva



Di satu sisi, kontrak cloud JEDI milik Pentagon diperkirakan bernilai US$10 miliar selama 10 tahun. Tadinya, hal itu diberikan kepada Microsoft di tahun 2019.

Namun, gara-gara harus menghadapi tantangan hukum dari Amazon, Pentagon membatalkan kontrak cloud Microsoft pada Juli 2021 lalu. Pentagon pun mengumumkan rencana baru untuk membeli teknologi komputasi awan.

Pihak Pentagon pun membuat versi baru dari kontrak cloud, yang dikenal sebagai Joint Warfighting Cloud Capability. Kontrak komputasi awan tersebut akan membagi pekerjaan antara beberapa perusahaan.

Dengan kata lain, ada sejumlah perusahaan yang terlibat dalam kontrak tersebut nih, Be-emers. Nah, dalam pertemuan konferensi video Kamis (12/11) lalu, Eksekutif Google menyebutkan bahwa sifat kontrak yang tersegmentasi tersebut memungkinkan Google untuk bekerja di bagian-bagian awan Pentagon tanpa melanggar larangannya terhadap senjata.

“Saya pikir kami sangat berkomitmen untuk bekerja dengan pemerintah dengan cara yang konsisten dengan prinsip AI,” -CEO Google Sundar Pichai, dikutip The New York Times.


Meskipun belum diundang untuk menawar, Google mengatakan tertarik terhadap kontrak komputasi awal Pentagon. Adapun, diketahui dari laman Forbes, Google diketahui menjual AI senilai US$2,5 juta ke Pentagon untuk pemulihan Covid-19 lho.

Gimana menurut kamu, Be-emers?