Kiamat Kecil Saham-Saham Otomotif di Indonesia di Tengah Pandemi Corona

Bisnis Muda
Like

Beberapa hari yang lalu, teman saya menceritakan kisah tentang keluarganya. "Suami gue udah kena potong gaji. Tunjangan mulai dipangkas. Engga tau deh ke depan gimana ini," ujarnya. Suami teman saya ini bekerja di salah satu perusahaan otomotif ternama di Indonesia.

Awalnya, saya kok bingung. Perusahaan otomotif itu kan pasti cash-nya banyak. Margin penjualan juga lumayan lah. Kok sampai mengurangi penghasilan karyawan?

Ternyata setelah baca-baca, penjualan otomotif memang sedang lesu. Menurut data Gaikindo, penjualan mobil pada April 2020 hanya mencapai 7.871 unit atau turun 90,6% dibandingkan dengan raihan pada April 2019 sebanyak 84.056 unit. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Maret 2020), penjualan mobil pada April 2020 turun 89,7%.

Penjualan sepeda motor pada April 2020 juga terkoreksi 70%. Penyebabnya hanya satu, pandemi COVID-19 yang membuat masyarakat mengerem konsumsi. Tentu ini keputusan yang logis di tengah kondisi tidak menentu. Masyarakat pasti akan berpikir untuk menyimpan cash dan menunda pembelian kebutuhan tersier.

Sebetulnya, saya tidak terlalu kaget. Pertumbuhan ekonomi yang pada kuartal I/2020 mencapai 2% saja sudah mengindikasikan bahwa banyak sektor industri yang tertekan. Penjualan otomotif, yang menjadi salah satu indikator ekonomi utama, juga pasti bernasib serupa.


Lalu, gimana nasibnya saham-saham produsen otomotif di Bursa Efek Indonesia?

Dari beberapa saham emiten otomotif, rasanya harapan masih bisa dikalungkan pada PT Astra International Tbk. (ASII). Alasannya sederhana, karena perusahaan ini memiliki diversifikasi sumber pendapatan yang oke lah dibandingkan dengan kompetitornya. Lihat gambar di bawah ini.

 

Struktur Grup Astra

Struktur Grup Astra (Sumber: https://www.astra.co.id/)

Sementara itu, kompetitornya PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) belum memiliki portofolio bisnis seluas Astra. Di sisi lain, saham-saham perusahaan pembiayaan atau multifinance juga berpotensi tertekan akibat "kiamat kecil" di industri otomotif. Sebut saja saham PT Wahana Otomitra Multiartha Tbk. (WOMF), PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. (ADMF), atau PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN).

Dan saya teringat, dalam salah satu artikel disebutkan bahwa, pandemi COVID-19 ini adalah maraton. Jadi, pemulihan ekonomi tidak akan cepat. Saran saya, mulai pantau saham-saham otomotif dan pilih emiten yang berfundamental kuat. Ekonomi akan pulih, walaupun dalam waktu yang panjang. Ketika harga saham-saham itu menyentuh bottom atau dari sisi valuasi murah, sikat!