Perlu Dicontoh, 5 Milenial Ini Sukses Dari Bisnis Anti Mainstrem

Ide bisnis anti mainstream di kalangan milenials ilustrasi.  Image Canva

Ide bisnis anti mainstream di kalangan milenials ilustrasi. Image Canva

Like

Kata sukses biasanya datang dari seseorang yang telah menekuni bidangnya selama belasan atau puluhan tahun. Sukses juga seringkali diidentika dengan seseorang yang sudah berumur.

Tapi, tidak menutup kemungkinan juga lo bagi generasi milenial untuk menjadi pengusaha yang memiliki bisnis yang sukses. Di Indonesia, ada beberapa pengusaha milenial yang sudah meraih kesuksesan bahkan sebelum usia mereka mencapai 30 tahun.

Pengusaha muda milenial ini memiliki ide bisnis yang cukup brilian di berbagai sektor. Pengusaha milenial ini melirik berbagai sektor usaha diantaranya bidang kuliner, kecantikan, furniture, dan usaha yang bergerak dibidang kreatif.

Kali ini Be-emin coba rangkumkan tujuh pengusaha milenial yang menjalankan ide bisnis brilian dan sukses di usia yang sangat muda.


1. Amanda Cole


Amanda Cole berbisnis di bidang pertanian dan distribusi, ia sendiri merupakan founder dari Sayurbox.
Bisnis Amanda bermula ketika ia membangun usaha perkebunan yang dikhususnya untuk menanam tanaman bukan asli Indonesia. Dari situlah kemudian muncul ide untuk mendirikan Sayurbox.

Sayurbox membuat sebuah ekosistem baru, memangkas panjangnya jalur distribusi dari petani ke konsumen. Melalui Sayurbox para petani langsung bisa menjual hasil panen mereka ke konsumen dengan kecepatan waktu 24 jam. Kini ratusan mitra petani, produsen, dan supplier telah bergabung dengan Sayurbox dan merasakan kemudahan dalam melakukan penjualan secara langsung.

Berkat ide cemerlangnya membuat Sayurbox, tahun 2016 Amanda meraih penghargaan dari Forbes sebagai langkah yang memberi pengaruh signifikan bagi masyarakat.

2. Adrian & Patricia

Kakak beradik Adrian dan Patricia merupakan founder dari produk silky dessert bermerk Puyo. Dari resep pudding sang ayah, dan melalui beberapa eksperimen akhirnya mereka menemukan racikan pudding yang kini gerainya banyak terdapat ada di mall-mall di Indonesia.

Riset dan food testing mereka lakukan kepada orang-orang untuk mencicipi pudding buatan ayah mereka. Dari situ muncul ide untuk meriset produk mana yang enak dan memiliki khas serta apa saja yang perlu dikembangkan.

Akhirnya, pada 10 Juni 2013, mereka menjual produk makanan penutup tersebut dengan merek Puyo Silky Dessert. Saat awal-awal penjualan, Puyo dipasarkan melalui pemanfaatan sosial media Instagram, namun kini seperti yang kita tahu berbagai gerai pudding ini hamper kita temui saat kita berada di mall.

 

Ide bisnis anti mainstream di kalangan milenials ilustrasi.  Image Canva

Ide bisnis anti mainstream di kalangan milenials ilustrasi. Image Canva


3. Edward Tirtanata

Edward merupakan CEO sekaligus co-founder Kopi Kenangan. Sebelum membuka usaha tersebut, Edward menekuni bisnis Food and beverage (F&B) lewat usaha the artisan bernama Lewis & Carrol.

Awal mula tercetus ide pembuatan bisnis kopi ini berdasarkan pengalaman Edward sebagai peminum kopi. Ia merasa tidak menemukan kedai kopi yang menyediakan kopi dengan kualitas baik namun dengan harga yang bersaing.

Inspirasi namanya yang cukup unik juga berdasarkan pengaman Edward saat melihat sebuah produk yang memiliki unsur kata Kenangan, dari situlah kemudia memutuskan membuat sebuah brand yakni Kopi Kenangan. Menurutnya, kata kenangan memiliki arti yang mendalam dan bisa membuat pembeli merasa relavan dengan pengalaman mereka.

Pada tahun 2021 Be-emers, Kopi Kenangan mengumumkan pendanaan Seri C Tahap Pertama senilai US$96 juta atau sekitar Rp1,3 triliun. Melalui suntikan dana ini, valuasi perusahaan Kopi Kenangan menembus US$1 miliar dan diklaim menjadi perusahaan new retail F&B Unicorn pertama di Asia Tenggara.

Pendanaan Seri C untuk Kopi Kenangan dipimpin oleh Tybourne Capital Management, dan diikuti sejumlah investor dari seri sebelumnya, seperti Horizons Ventures, Kunlun dan B Capital, serta investor baru, yaitu Falcon Edge Capital.


4. Jehian Sijabat dan Jerome Polin

Kedua kakak beradik ini berhasil meraih pencapaian besar yang membanggakan, yakni terpilihnya mereka dalam kategori Media, Marketing, and Advertising pada Forbes 30 Under 30 Asia tahun 2021.

Berbicara dua sosok ini, siapa saat ini yang tidak tau Jerome dan Jehian. Jerome terkenal sebagai seorang youtuber sukses sementara Jehian terkenal sebagai seorang talent manager.

Kesuksesan karier kakak beradik inipun semakin terlihat dengan munculnya beberapa usaha dari mereka, sebut saja bisnis F&B produk minuman dan snack bermerk Menantea, dan perusahaan talent manajemen bernama Mantappu Corp.

Bisnis talent manajemen ternyata merupakan usaha yang tepat, sebab Jehian berhasil merangkul banyak YouTuber dan influencer Indonesia yang terkenal dan berada di luar negeri, seperti adik kandungnya sendiri, yakni Jerome Polin bersama ketiga sahabatnya yang tergabung dalam grup Waseda Boys, Leonardo Edwin, Maria Clarin, Takuya Ohsawa, Jang Hansol, Erika Ebisawa, Hitomi, Lucas Will, Triyana Mahadewi, serta YouTuber asal Bali yang kerap membagikan tentang kehidupannya di Rusia, Turah Parhayana.

Sementara bisnis Menantea yang juga membuka franchise, kini telah memiliki 141 toko. Omzet yang dihasilkan dari Menantea per bulannya bisa mencapai Rp35 juta hingga Rp49 juta tiap tokonya. Ada dua tipe dari bisnis frainchise yang ia jalankan ini, antara lain tipe standar dan tipe autopilot. Tipe standar menjadikan semua keuntungan menjadi milik mitra atau investor, sementara autopilot memiliki bagi hasil sebesar 50 persen dengan pihak manajemen.

5. David Christian

David merupakan Co-founder dari startup Evoware, sebuah inovasi menarik yang muncul dari rasa kepedulian terhadap lingkungan khususnya di Indonesia. Buruknya populasi udara di Indonesia membuat David akhirnya memutuskan untuk membuat produk ramah lingkungan yang terbuat dari rumput laut.

Pria kelahiran Bandung yang sempat berdomisili di Canada. Ia membentuk Evoware terinpirasi dari keadaan lingkungan sekitar yang banyak menggunakan plastik. Produk pertama dari Evoware adalah gelas yang terbuat dari bahan rumput laut yang alami tanpa pemanis buatan, tanpa gelatin dan gluten free. Gelas tersebut hadir dengan warna-warna yang unik.

Gelas ini bisa langsung dimakan dan mengenyangkan, lantaran tanpa bahan pengawet dan pewarna buatan. Dengan adanya gelas ini, tidak akan menjadi limbah.

Menarik ya Be-emers ide-ide dari milenial tadi, kalau Be-emers sudah ada ide apa untuk memulai bisnis?

Yuk, sharing di kolom komentar atau tulis aja pengalaman kamu di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.