Penerjemah Sastra. (Ilustrasi: Canva)
Likes
Di Indonesia ada penerjemah sastra yang perannya penting tapi sering terlupakan, lho!
Pernah kepikiran enggak siapa yang menerjemahkan buku-buku sastra keluaran luar negeri ke Bahasa Indonesia hingga bisa dinikmati oleh masyarakat luas di Indonesia?
Buku-buku, terutama sastra, karangan penulis luar negeri dibawa masuk ke Indonesia kemudian dialihbahasakan atau diterjemahkan oleh para penerjemah sastra.
Tanpa mereka, tidak semua masyarakat Indonesia dapat menikmati cerita-cerita berbahasa asing ini. Cerita-ceritanya pun tidak diterjemahkan begitu saja.
Ada penyesuaian bahasa yang harus dilakukan agar menggunakan diksi yang tepat sehingga maksud dari penulis bisa tersampaikan dengan baik walaupun menggunakan bahasa lain.
Profesi Penerjemah Sastra
Di Indonesia profesi penerjemah tidak dikotak-kotakan hanya untuk tulisan tertentu, biasanya para penerjemah yang memilih sendiri ingin lebih fokus ke tulisan-tulisan seperti apa.
Ada yang memilih fokus menerjemahkan tulisan-tulisan baku seperti berita atau laporan, ada juga yang memilih fokus ke tulisan-tulisan sastra.
Penerjemah sendiri biasanya dibagi menjadi dua, yaitu penerjemah tulisan (translator) dan penerjemah lisan (interpreter).
Baca Juga: Penulis Tidak Selalu Identik dengan Sastrawan
Untuk menjadi penerjemah sastra harus memiliki kemampuan dasar komunikasi, pola berpikirnya terstruktur, dapat berpikir logis, dan harus bisa menguasai bahasa asing yang akan diterjemahkan.
Penerjemah Sastra di Indonesia
Di Indonesia ada beberapa penerjemah sastra yang namanya cukup dikenal masyarakat, khususnya pecinta dan penikmat sastra luar.
1. Listiana Srisanti
Salah satu penerjemah legend di Indonesia. Karya terjemahannya yang paling terkenal adalah Seri Harry Potter. Karya tersebut juga yang mengantarkannya menjadi penerjemah tersohor di Indonesia.
Listiana mendapat banyak pujian karena kelihaiannya memilih diksi yang tepat, menarik, dan menggelitik untuk padanan kata yang susah.
Contohnya pada buku Harry Potter, ia menerjemahkan Moaning Myrtle sebagai Myrtle Merana bukan arti harfiah dari “moaning” itu sendiri. Contoh lain adalah Mirror of Erised yang ia terjemahkan menjadi Cermin Tarsah, tidak ada yang terpikir dengan istilah ini.
2. Rahartati Bambang Haryo
Ia merupakan salah satu penerjemah senior di Indonesia. Lebih dari 35 tahun ia dipercaya menerjemahkan Komik Asterix asal Prancis, berkat kelihaiannya Komik Asterix dapat disesuaikan dengan kondisi bermasyarakat Indonesia dan diterima dengan baik.
Baca Juga: Memanfaatkan Jasa Penerjemah Dokumen Perusahaan
Komik Asterix penuh dengan humor Prancis yang belum tentu lucu untuk orang Indonesia, namun Rahartati bisa menerjemahkan humor tersebut ke dalam konteks Indonesia dengan mengubah nama tokoh agar lebih relevan.
Selain itu lirik lagu yang ada di dalam komik juga ia ubah menjadi lirik lagu Titiek Puspa Marilah Kemari.
3. Poppy D Chusfani
Selain menjadi penerjemah, kini Poppy sudah merilis buku karangannya sendiri. Namun, citra penerjemah susah lepas dari dirinya. Poppy terkenal karena menjadi penerjemah buku-buku karya Roald Dahl yang jenaka.
Selain itu Poppy juga menerjemahkan beberapa seri Harry Potter. Perjalanan Poppy menjadi penerjemah sastra terus berlanjut dengan mulai menerjemahkan buku-buku JRR Tolkien. Dari sini ia dikenal sebagai penerjemah sastra fantasi.
Baca Juga: Yuk, Lebih Mengenal Apa Itu Jurnalisme Hati Nurani
Tertarik jadi penerjemah sastra?
Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.