Bursa Saham AS. (Foto: Insider)
Likes
Banyak tokoh-tokoh yang memprediksi perekonomian di tahun 2023 akan gelap, termasuk bursa sahamnya. Namun ahli strategis mengatakan bursa saham AS 2023 tidak akan jatuh. Apa sebabnya?
Bersama dengan negara-negara lain, AS diprediksi akan mengalami kejatuhan ekonomi oleh para ekonom-ekonom dunia.
Namun, menteri keuangan AS Janet Yellen membantah prediksi tersebut dan mengatakan AS tidak akan resesi dalam sebuah wawancara. Meskipun perlambatan ekonomi tetap akan dialami AS.
Perlambatan ekonomi dipastikan akan berdampak ke banyak aspek di AS, salah satunya bursa saham dan investasi lainnya.
Mungkin masyarakat akan sedikit kesusahan dalam melakukan investasi, tapi bukan berarti sektor investasi akan jatuh begitu saja apalagi bursa saham AS.
Padahal Wall Street sebelumnya telah memprediksi kejatuhan bursa saham AS seiring dengan gelapnya perekonomian global di tahun 2023.
Keuangan AS
Seperti yang diberitakan Insider, salah satu perusahaan keuangan Carson Group turut berpendapat soal keuangan AS pada akhir taun ini dan di tahun yang akan datang.
"Pelemahan dolar yang mulai kita lihat adalah sesuatu yang tidak dibicarakan banyak orang," kata Ryan Detrick dari Carson Group Rabu, 21 Desember.
"Di tahun depan, pelemahan dolar benar-benar bisa menjadi penarik pendapatan global," lanjutnya. Indeks dolar AS telah tergelincir hampir 7% selama tiga bulan terakhir.
Pasar mengharapkan Fed untuk mengurangi kampanye kenaikan suku bunga pada tahun 2023. Ketika suku bunga turun, mata uang cenderung terdepresiasi, karena investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi di tempat lain.
Dolar yang lebih lemah meningkatkan pendapatan perusahaan ketika mereka mengekspor barang dan jasa. Itu bisa membantu menopang pendapatan pasar saham tahun depan, menurut Detrick.
Prediksi Bursa Saham AS Tidak Akan Terjun
Bank-bank besar Wall Street seperti Morgan Stanley memprediksi bursa saham AS akan turun lebih dari 20 persen di tahun depan.
Mengutip dari Insider, bank-bank top Wall Street dikatakan terlalu bearish pada saham karena penurunan dolar dapat menopang pendapatan perusahaan pada tahun 2023, menurut salah satu ahli strategi pasar.
Tapi bursa saham AS tidak akan jatuh tajam pada tahun 2023 karena dolar yang lemah akan meningkatkan pendapatan seperti kata seorang ahli strategi ekonomi.
"40 persen dari pendapatan berasal dari luar negeri untuk S&P 500, jadi dolar yang lebih lemah seperti yang kami perkirakan bisa menjadi sedikit penarik untuk pendapatan yang benar-benar datang lebih baik daripada yang dipikirkan orang," kata Ryan Detrick.
Bank-bank top Wall Street tidak begitu bullish pada pendapatan pasar saham.
Mereka memperkirakan bahwa benchmark S&P 500 akan jatuh serendah 3.000 poin pada kuartal pertama, yang akan mewakili penurunan 23 persen dari levelnya pada penutupan hari Selasa.
Tapi Detrick lebih optimis. Dia mengatakan bahwa kombinasi dari dolar yang lemah, inflasi yang mulai turun menuju target 2 persen Federal Reserve, dan ekonomi AS yang berhasil menghindari resesi dapat memicu lonjakan pasar saham.
"Saya pikir saya terbuka untuk gagasan bahwa kita dapat mengadakan reli kejutan di paruh pertama tahun depan dengan inflasi kembali dan ekonomi tidak masuk ke dalam resesi," katanya saat diwawancara.
"Semua orang bearish," tambah Detrick. "Pasar memiliki cara yang lucu untuk mengejutkan massa."
Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.