Siklus Boom dan Bust: Naik Turun yang Pasti Dialami Suatu Bisnis

Siklus Boom dan Bust. (Ilustrasi: Canva)

Siklus Boom dan Bust. (Ilustrasi: Canva)

Like

Dalam sebuah bisnis ada sebuah istilah bernama boom dan bust yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu situasi. Apa yang dimaksud boom dan bust?

Lingkungan bisnis bergerak secara dinamis dan tidak statis sesuai dengan keadaan perekonomian yang sedang terjadi. 

Banyak keadaan yang terjadi juga membuat banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkannya. 

Setiap bisnis juga pasti memiliki siklus yang datang setiap musim dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Apapun bisnisnya, mulai dari perbankan hingga startup, bisa merasakan siklus bisnis yang ada. 

Salah satu siklus yang terjadi dalam bisnis adalah siklus boom dan bust. Siklus ini menggambarkan proses ekspansi dan kontraksi ekonomi yang terjadi secara berulang-ulang. 
 

Apa Itu Siklus Boom dan Bust?



Mengutip dari website Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), ilustrasi yang bisa menggambarkan siklus boom dan bust adalah pada suatu waktu perekonomian melaju kencang bahkan mencapai laju dua digit seperti yang dialami Cina di awal dasawarsa ini. 

Tapi, laju perekonomian dapat secara mendadak berhenti bahkan mengalami krisis yang diikuti dengan kontraksi untuk waktu yang cukup panjang seperti yang terlihat pada beberapa negara Yunani, Portugal dan Spanyol. 

Karakter seperti ini menyebabkan siklus bisnis dikenal juga sebagai "boom and bust cycle". 

Baca Juga: Ini 4 Siklus dalam Pasar Saham yang Wajib Kamu Ketahui

Dalam bisnis startup, siklus boom dan bust juga dapat dimaknai keadaan naik dan turunnya keadaan. Dilansir dari PPM Manajemen, boom adalah ketika pasar dipenuhi oleh euforia terhadap pertumbuhan jumlah startup. 

Pada fase ini mungkin hampir tidak ada orang yang skeptis terhadap pertumbuhan startup. Euforia mereka pun berlanjut saat banyak perusahaan rintisan melantai di bursa efek.

Bust adalah saat pelaku pasar menyadari kesalahan investasi mereka. Mereka akan berbondong-bondong menjual kepemilikan saham mereka yang menekan turun harga-harga perusahaan startup.

Pada saat itu dapat dikatakan kepercayaan pasar mulai runtuh terhadap prospek bisnis perusahaan startup. 
 

Belajar dari Boom dan Bust di AS


Sejak pertengahan 1940, Amerika Serikat sudah mengalami beberapa siklus boom dan bust. Kenapa terjadi siklus boom dan bust, bukannya pertumbuhan ekonomi yang panjang dan stabil?

Jawabannya dapat ditemukan dari cara bank sentral menangani jumlah uang yang beredar. Saat boom, bank sentral mempermudah mendapatkan kredit dengan meminjamkan uang dengan suku bunga rendah.

Baca Juga: Tahapan dan Siklus Hidup Startup

Dari kemudahan mendapat uang tersebut bisa dialokasikan ke investasi, misalnya saham. Banyak orang memperoleh return tinggi atas investasi mereka dan ekonomi tumbuh.

Masalahnya adalah ketika kredit terlalu mudah diperoleh dan suku bunga terlalu rendah, orang akan berinvestasi berlebihan. Investasi berlebih ini disebut "mal investment

Hal-hal yang telah diinvestasikan secara berlebihan akan menurun nilainya. Investor kehilangan uang, konsumen memotong pengeluaran dan perusahaan memangkas pekerjaan. 

Kredit menjadi lebih sulit diperoleh karena para peminjam di masa boom menjadi tidak mampu melakukan pembayaran pinjaman mereka. Periode bust disebut sebagai resesi; jika resesi sangat parah, itu disebut depresi.

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.