Mengenal Cigar Butt, Metode Tertua dalam Value Investing

Cigar Butt di Value Investing. (Foto: Freepik)

Cigar Butt di Value Investing. (Foto: Freepik)

Like

Mendengar kata "Cigar Butt", apa yang terlintas di pikiran Be-emers? Apakah sesuatu yang berkaitan dengan rokok? Yups kamu enggak salah, karena cigar butt dalam bahasa Indonesia memang berarti puntung rokok. 

Namun di artikel ini, kita enggak akan membahas mengenai rokok, melainkan Cigar Butt Investing. Apa sih cigar butt investing? Apakah investasi pada perusahaan rokok? Jelas, bukan.

Cigar butt investing pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Graham, tokoh legendaris di dunia investasi yang dijuluki sebagai The Father of Value Investing karena beliau yang pertama kali memperkenalkan konsep investasi tersebut. 

Value investing adalah konsep berinvestasi yang berfokus pada nilai. Cigar butt merupakan bagian dari value investing dan menjadi metode pertama dalam konsep ini. 

Cigar butt investing diibaratkan sebuah puntung rokok yang dibuang karena dianggap sudah tidak berharga. Namun, orang lain menganggap bahwa masih ada kenikmatan pada beberapa hisapan terakhir. 


Apabila ternyata puntung rokok itu tidak enak, kita dapat membuangnya kembali tanpa kerugian yang berarti. Seperti itulah cigar butt investing, dengan kejelian sang investor, sebuah puntung yang dibuang pun dapat dimanfaatkan untuk mendulang cuan. 

Baca Juga: Mengukur Mahal Murahnya Saham dengan Value Investing

Investor yang menerapkan cigar butt investing akan membeli saham-saham yang dijual murah, namun tidak murahan. Investor sering menyebutnya dengan "saham salah harga" atau undervalued, yang berarti nilai dibalik saham tersebut lebih tinggi dibandingkan harga saham yang diperdagangkan di pasar.

Hal tersebut terjadi karena banyak investor/trader/spekulan yang tidak jeli dalam memvaluasi sebuah saham. Ini menyebabkan sebuah saham diperdagangkan dengan price to book value (PBV) di bawah 1 kali atau dibawah nilai bukunya.

Investor legendaris yang dijuluki sebagai Warren Buffett Indonesia, Lo Kheng Hong, merupakan seorang investor yang menerapkan metode cigar butt hingga saat ini.

Pak Lo menyatakan bahwa dirinya selalu membeli saham "Mercy" seharga "Avanza" dan menunggu hingga harganya kembali seharga "Mercy", lalu menjualnya.
 

Lalu adakah formula valuasi ala cigar butt investing?


Formula valuasi saham cigar butt umumnya menggunakan net current assets value (NCAV)

NCAV = (Total Aset Lancar - Total Liabilitas) / Jumlah Lembar Saham

Jika sebuah emiten memiliki kualitas fundamental yang sehat dan harga sahamnya 2/3 dari NCAV, maka itu adalah puntung rokok yang bagus, dengan kata lain saham tersebut sedang murah (undervalued) dan layak dibeli.

Dari formula tersebut dapat disimpulkan bahwa cigar butt investing berfokus pada sisa aset lancar setelah dikurangi seluruh hutang perusahaan. Sehingga apabila kemungkinan terburuk terjadi, saat perusahaan terpaksa harus dilikuidasi, maka masih terdapat sisa uang yang dapat dibagikan kepada investor.

Punya opini untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.