Dulu Jatuh Bangun, 5 Cerita Sukses Pebisnis Kuliner Asal Indonesia Sangat Menginspirasi

5 Cerita Sukses Pebisnis Kuliner Asal Indonesia Sangat Menginspiratif

5 Cerita Sukses Pebisnis Kuliner Asal Indonesia Sangat Menginspiratif

Like

Membangun bisnis memang bukan perkara yang mudah ya Be-emers, butuh eksekusi yang cemerlang serta butuh konsistensi dalam perjalanannya. Apalagi dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, mudah sekali bisnis kuliner akan viral dan laris manis, namun tidak bertahan lama karena kualitas produknya tidak bagus.

Lima pebisnis kuliner asal Indonesia ini contohnya, jatuh bangun saat awal mendirikan usaha, kini mereka sudah menuai kesuksesan. Cerita-cerita awal perjuangannya mereka pun kalau kita bawa pasti bikin geleng-geleng dan kagum. Pasalnya memang dibutuhkan niat, mental, dan keseriusan penuh ya Be-emers untuk meraih kesuksesan.

Be-emin sudah membuat 5 rangkuman nih Be-emers, 5 perjalanan bisnis dari bisnis kuliner terkenal asal Indonesia ini.

1. James Pranantyo & Edward Tirtanata - Kopi Kenangan

 

 

Kopi Kenangan

Kopi Kenangan


Be-emers, kalian tau nggak kalau Kopi Kenangan adalah perusahaan Food and Beverage yang menjadi unicorn pertama di bidang makanan dan minuman di Asia Tenggara lho. Sekarang, Kopi Kenangan sudah menjadi sebuah merek yang digandrungi oleh para penikmat kopi di Indonesia.

Saat ini Kopi Kenangan juga sudah tersebar di berbagai kota dengan total kurang lebih sebanyak 600 gerai. 
Dibalik kesuksesannya sekarang, dulu dua sahabat yang menjadi rekan bisnis ini juga memiliki kisah perjuangan yang luar biasa lho dalam membangun brand Kopi Kenangan. Mereka bertemu saat sama-sama menempuh pendidikan di University of South California (USC), Amerika Serikat.

Sebelum mendirikan Kopi Kenangan, James dan Edward sempat mendirikan sebuah kedai teh premium di Jakarta bernama Lewis & Carroll (L&C). Bisnis tersebut cukup sulit kala itu, karena harga teh per cangkirnya berada di harga Rp40-Rp60 ribu yang terlalu mahal bagi sebagian orang Indonesia dan tidak terlalu menghasilkan bagi mereka.


Belajar dari hal tersebut, James dan Edward berusaha untuk lebih mengamati tren saat ini. mereka lalu menyadari bahwa banyak orang Indonesia yang gemar meminum kopi. James dan Edward membuka kedai Kopi Kenangan pertama di tahun 2017 dan mendapat sambutan yang cukup baik dari penikmat kopi di Indonesia. Diawal buka, Kopi Kenangan menjual sekitar 700 cangkir kopi saja. Namun seiring berjalannya waktu, bisnis tersebut berkembang hingga berhasil menjual hingga 3 juta cangkir kopi tiap bulannya.

Dari kesuksesan yang mulai terlihat, brand Kopi Kenangan mampu mendapatkan pendanaan awalnya sebesar USD8 juta atau sekitar Rp114,8 miliar dari Alpha JWC Venture. Selang beberapa tahun, tepatnya ditahun 2021 Kopi Kenangan kembali mendapatkan pendanaan sebesar USD96 juta atau setara dengan Rp1,37 triliun dan menjadikannya sebagai bisnis F&B pertama di Asia Tenggara yang menyandang gelar Unicorn.

2. Jodi Brotosuseno – Waroeng Steak and Shake

 

Waroeng Steak and Shake

Waroeng Steak and Shake


Be-emers pasti pernah kan makan di Waroeng Steak and Shane. Selain karena harganya yang terjangkau, menu di resto ini pun memiliki kualitas-kualitas yang sangat bagus. Dibalik kesuksesan Waroeng Steak and Shake yang kini memiliki ratusan cabang tau nggak Be-emers kalau awal bisnis ini didirikan hanya dengan modal Rp 100 ribu lho.

Adalah Jody Brotosuseno, pemilik Waroeng Steak and shake, yang terkenal dengan harga kaki lima namun kualitas bintang lima. Jody mengenyam bangku pendidikan di sebuah universitas swasta di Yogyakarta, dengan mengambil jurusan arsitektur. Pada tahun 1998, Jody memutuskan untuk menikahi Siti Hariyani dan tidak melanjutkan kuliahnya.

Demi menghidupi keluarga barunya, berbagai peluang usaha pernah dia lakoni, mulai dari berjualan roti bakar, susu, sampai berjualan kaus partai. Semua usaha tersebut tidak bertahan lama, dan terpaksa gulung tikar. Di tahun 2000, Jody kembali memulai peruntungannya di bidang bisnis. Meskipun pernah gagal, semangatnya dalam membangun bisnis tidak pernah luntur. Bermodalkan uang Rp 100 ribu serta hasil penjualan motor, Jody berhasil membangun Waroeng Steak and Shake. Jody memilih berjualan di teras rumah kontrakan dengan modal 5 hotplate, 5 meja makan, dan ruangan dengan kapasitas 20 orang.

Ia membuat steak ini dengan harga yang ramah di kantong bagi semua kalangan. Hal tersebut menjadi tujuannya sejak awal mendirikan kuliner dengan nama depan “Waroeng”. Yang menjadi ciri khas dari Waroeng Steak & Shake ini adalah menyediakan nasi sebagai pengganti kentang, untuk dimakan bersama steak. Di tahun pertama berdirinya bisnis ini, Jody bekerja sama dengan loper Koran untuk memasarkan produknya. Jody membuat brosur yang kemudian disisipkan di halaman koran. Berkat cara tersebut bisnis kulinernya semakin dikenal banyak orang, bahkan sempat membuat nomor antrean.

Kini Waroeng Steak and Shake, bisnis kuliner milik Jody sudah berhasil berekspansi ke 22 kota besar di Indonesia yang tersebar di berbagai pulau. Setiap gerai Waroeng Steak & Shake bisa mendapatkan omzet hingga Rp 500 juta per bulan. Wow bayangin ya Be-emers berapa ya uang yang terkumpul dari 82 gerai Waroeng Steak & Shake setiap bulannya.