Ramai Berita Selingkuh, Apakah Turunan dari Gen?

Selingkuh juga dipengaruhi oleh gen (sumber gambar: freepik)

Selingkuh juga dipengaruhi oleh gen (sumber gambar: freepik)


Berita artis selingkuh ramai di media dalam kurun waktu setahun belakangan. Enggak hanya artis, orang biasa pun banyak yang diberitakan selingkuh. Kini muncul pertanyaan, apakah selingkuh turunan dari gen?

Kita pasti pernah mendengar banyak cerita tentang perselingkuhan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi beberapa waktu ini. Banyak orang yang terkejut dan bertanya-tanya mengapa ini bisa terjadi.


Selingkuh Turunan Gen?

 

Kemarin ramai soal selingkuh via aplikasi Gojek

Kemarin ramai soal selingkuh via aplikasi Gojek


Apakah perilaku selingkuh dapat dijelaskan oleh faktor genetik? Nah, para peneliti baru-baru ini telah mengemukakan teori menarik yang menunjukkan bahwa ada kaitan antara perilaku selingkuh dan sesuatu yang disebut polimorfisme reseptor dopamin DRD4. Mari kita telusuri lebih dalam!

Dopamin, salah satu zat kimia dalam otak kita, dikenal sebagai "hormon kebahagiaan" karena terlibat dalam pengaturan emosi, motivasi, dan kenikmatan. Nah, DRD4 adalah reseptor dopamin yang dapat mempengaruhi cara kerja dopamin dalam tubuh kita.

Para peneliti telah menemukan bahwa ada variasi genetik dalam DRD4, yang dikenal sebagai polimorfisme, yang dapat mempengaruhi perilaku manusia, termasuk perilaku selingkuh.


Namun, penting untuk diingat bahwa perilaku selingkuh tidak sepenuhnya ditentukan oleh faktor genetik. Ada banyak faktor lain yang juga berperan, seperti lingkungan, pengalaman hidup, dan nilai-nilai pribadi. Genetika hanyalah salah satu dari banyak potongan teka-teki yang membentuk perilaku manusia.

Baca Juga: Kenali dan Hindari Financial Abuse dalam Suatu Hubungan, Ya!

Penelitian awal yang dilakukan pada hewan menunjukkan hubungan antara polimorfisme DRD4 dan perilaku seksual yang berbeda.

Misalnya, pada monyet rhesus, ditemukan bahwa individu dengan varian genetik DRD4 tertentu cenderung lebih suka melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berbeda-beda.

Namun, perlu diingat bahwa manusia tidak bisa disamakan sepenuhnya dengan hewan, karena kita memiliki aspek sosial, budaya, dan etika yang kompleks.


Penelitian Hubungan Gen dengan Selingkuh


Studi lebih lanjut pada manusia telah mengaitkan polimorfisme DRD4 dengan kemungkinan tinggi untuk terlibat dalam perilaku selingkuh.

Para peneliti menemukan bahwa individu dengan varian genetik tertentu pada DRD4 lebih rentan terhadap keinginan dan dorongan untuk berhubungan dengan pasangan yang bukan pasangan tetap mereka.

Ini tidak berarti bahwa semua orang dengan varian tersebut pasti akan selingkuh, tetapi ada kecenderungan yang lebih tinggi dalam kelompok tersebut.

Namun, ada beberapa kritik terhadap penelitian ini. Beberapa peneliti berpendapat bahwa hubungan antara polimorfisme DRD4 dan perilaku selingkuh mungkin tidak begitu kuat dan bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dipertimbangkan dalam penelitian tersebut.

Selain itu, tidak ada satu gen tunggal yang dapat menjelaskan perilaku manusia secara menyeluruh, termasuk perilaku selingkuh.

Jadi, Be-emers, meskipun penelitian tentang kaitan antara polimorfisme DRD4 dan perilaku selingkuh menarik, kita perlu melihatnya sebagai salah satu faktor dalam keberagaman yang kompleks dari perilaku manusia.

Baca Juga: Lagi Viral Nikah Sederhana di KUA! Tertarik?

Banyak faktor lain, seperti komunikasi yang buruk, ketidakpuasan dalam hubungan, dan kesetiaan pribadi, juga berperan dalam perilaku selingkuh.

Pada akhirnya, kita semua memiliki kontrol atas tindakan kita sendiri. Selingkuh bukanlah satu-satunya pilihan, dan kita dapat memilih untuk menjaga komitmen kita terhadap pasangan kita.

Bukanlah gen kita yang menentukan apakah kita akan selingkuh atau tidak, tetapi nilai-nilai, moralitas, dan kesadaran kita sebagai manusia.

Jadi, Be-emers, saat kita mengeksplorasi keterkaitan antara gen dan perilaku manusia, kita harus tetap mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang rumit dan memiliki kebebasan untuk membuat keputusan sendiri.

Selingkuh bukanlah sesuatu yang hanya dapat disalahkan pada faktor genetik. Mari kita berusaha menjaga kepercayaan dan kesetiaan dalam hubungan kita, karena pada akhirnya, itu adalah pilihan kita sendiri.

Semoga artikel ini memberikan pencerahan dan inspirasi, Be-emers! Tetap setia dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungan kita. Sampai jumpa lagi!

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.