Bagi-Bagi Rice Cooker untuk Kurangi Subsidi LPG adalah Kebijakan Kurang Tepat!

Rice cooker untuk kurangi subsidi LPG (Foto: Canva)

Rice cooker untuk kurangi subsidi LPG (Foto: Canva)

Like

Ada sebuah pemandangan antrian panjang di agen LPG 3 kg di Makasar. Cara antrinya dengan meletakkan gas 3 kg yang kosong sebagai penanda antrian. Inilah contoh yang dibilang “aneh” tapi merupakan salah satu  cara ampuh bagi warga agar mereka bisa mendapatkan gas 3 KG .

Meskipun agen di Makasar itu mengatakan bahwa tidak ada kelangkaan, tapi warga yang datang itu justru berasal dari pinggiran kota dimana di tempatnya sudah tidak ada lagi distribusi LPG 3 kg.


Kebijakan Penanak Nasi Listrik


Sedang viral tentang kebijakan pemerintah yang ingin membagikan rice cooker. Rice cooker sebagai alat penanak nasi bertenaga listrik akan dibagikan dalam rangka menjamin energi bersih dan mengurangi impor energi elpiji. 

Penerima dari program ini adalah mereka dari rumah tangga yang berlangganan PT. Perusahaan Listrik Negera 450 volt amepere (VA) , 900 VA dan 1,3000 VA  sebanyak  474.660 rumah tangga.  Mereka inilah dianggap penerima subsidi negara.

Latar belakang dari kebijakan ini adalah bukan solusi permanen.  Gas di Indonesia adalah gas kering yang tidak dapat diolah sebagai elpiji. Sehingga pemerintah terpaksa impor gas Elpiji.   


Untuk itu harga LPG impor masih mahal. Sementara warga yang mendapatkan subsidi bisa membeli gas elpiji 3 kg dengan harga subsidi.

Diharapkan Masyarakat yang mampu harus beli elpiji non subsidi, tapi kenyataan ketika harga elpiji non subsidi naik, warga yang mampu ikut membeli gas 3 kg.  Meskipun ada tertulis “Hanya untuk Masyarakat miskin” pada tabung gas 3 kg.

Tapi karena tidak ada pengawasan dari penjualan tabung gas 3 kg,  pada akhirnya budget pemerintah untuk impor LPG membengkak tinggi


Apa Esensi dari LPG 3 KG?


Direketur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menegaskan bahwa LPG 3 kg alias gas melon hanya boleh dibeli oleh warga miskin yang teregistrasi.  Aturan ini berlaku mulai 2024 mendatang.

Harga subsidi LPG 3 kg itu adalah sebesar Rp.11.250 per kgi  atau Rp.33.750 per tabung dari harga yang diterima konsumen sebesar Rp.20.000 per tabung.


Kebijakan yang Tak Menyentuh di Hilir


Apabila pemerintah ingin mengurangi subsidi dari LPG dengan kebijakan memberikan rice cooker, kami anggap hal ini kurang tepat.

Warga kurang mampu dipaksa alih energi dari  LPG menjadi listrik. Penerimaan rice cooker hanya untuk masak nasi saja, untuk menggoreng atau memasak, masih dibutuhkan gas.   

Sementara kita ketahui sumber energi listrik masih menggunakan batu bara. Bagaimana komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dari batu bara?

Sebaiknya kalkulasi yang akurat berapa subsidi yang dikurangi. Apakah dengan pengurangan itu harus digantikan dengan listrik yang yang masih gunakan batu bara atau dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan pengawasan pendistribusian.

Dapatkah pengawasan untuk subsidi LPG 3 kg diperketat tapi tidak menyusahkan warga yang berhak mendapatkannya.   

Mulai Januari 2024 hanya warga yang telah tergisterasi untuk masuk sebagai warga berhak beli LPG subsidi. Itu pun hanya dapat dilakukan di depo Pertamina yang ditunjuk, tidak lagi ke pengecer kecil.

Punya opini atau artikel untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".

Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.