Contoh aset (Foto; eyestex-studio-unsplash)
Likes
Anda punya berbagai aset baik di perbankan maupun di luar perbankan? Tetapi Anda belum paham bagaimana caranya optimalkan aset agar dapat mencapai tujuan finansial?
Alokasi aset adalah strategi investasi dalam kelas aset yang berbeda dengan tujuan mendapatkan keuntungan optimal dan risiko investasi minimal.
Tentu saja untuk melakukan alokasi aset harus mempertimbangkan tujuan investasi, toleransi risiko dan pengetahuan investasi masing-masing individu. Anda perlu punya strategic aset allocation dan horizon investasi.
Strategic Aset Allocation
Strategic aset allocation merupakan alokasi aset dengan pembentukan “base policy mix” artinya kombinasi aset secara proporsional berdasarkan imbal hasil.
Misalnya secara historis saham memberikan hasil 20 persen per tahun, obligasi 10 persen per tahun, maka portofolio dengan komposisi 50 persen saham dan 50 persen obligasi dapat memberikan hasil sebesar 50 persen x 20 persen + 50 persen x 10 persen = 15 persen.
Horizon Investasi
Horizon investasi adalah kurun waktu yang dibutuhkan inestor mencapai investasinya. Jika Anda sebagai investor tujuan finansial jangka panjang dan punya “nyali” untuk investasi berisiko maka pilihlah investasi saham.
Toleransi Risiko
Ini adalah kemampuan investor untuk kehilangan sebagian atau pokok investasi dalam rangka mendapatkan imbal hasil yang lebih besar.
Bagi seorang investor yang agresif, harus punya toleransi risiko berapa persen kerugian yang dia toleransikan.
Misalnya rugi 30 persen, jika sudah mencapai 30 persen ya harus ke luar, supaya tidak mencapai rugi lebih dari 30 persen. Kecuali Anda sebagai investor konsersvatif maka yang diharapkan adalah pokok investasinya.
Apa yang disebut dengan kelas aset?
Kelasi aset adalah instrumen investasi yang menunjukkan karakteristik yang serupa dan tunduk pada hukum yang peraturan yang sama.
Kelas aset ada 3 yaitu:
- Saham atau ekuitas: risiko dan potensi keuangan tertinggi
- Obligasi dan pendapatan tetap: risiko lebih rendah dari saham dan potensi pendapatan lebih tinggi dari uang tunai.
- Uang tunai dan setara: risiko dan potensi pendapatan terndah
Apa manfaat alokasi aset?
Manfaat dari alokasi aset adalah untuk memenuhi tujuan investasi sesuai dengan jangka waktu serta menjaga likuiditas. Dengan adanya alokasi aset, pencapaian imbal hasil dari suatu portofolio itu dapat dilakukan.
Contohnya, dalam kondisi pasar yang selalu berubah-ubah dan berbeda, tiap aset misalnya obligasi yang sekarang saat ini sedang turun yield dan nilainya, maka saatnya untuk membeli.
Sedangkan ada aset lain misalnya depositor yang sudah hampir satu tahun tidak mendapatkan imbal hasil yang maksimal, bahkan turun terus karena suku bunga yang naik hanya 0,25 persen dalam setahun (tahun 2023).
Untuk mensatabilkan risiko dan kerugian yang terus menerus maka aset yang tidak menguntungkan itu dapat dilakukan baik secara diversifikasi atau mengubah alokasi aset.
Cara Mengalokasi Aset
1. Menentukan tujuan keuangan
Sebelum Anda melakukan diversifikasi, lebih baik Anda tinjau dulu tujuan investasi, toleransi risiko, pengetahuan produk investasi, sisa waktu untuk mencapai tujuan keuangan.
Contohnya ingin mengumpulkan dana pensiun, Anda harus membutuhkan instrument investasi yang stabil dan kecil risikonya. Perbanyak persentase alokasi aset pada tunai, obligasi dan pendapatan tetap.
2. Hindari memindah-mindahkan investasi
Apabila Anda melihat performa portofolio satu kelas aset bertumbuh lebih pesat dari yang lainnya, Anda tergoda untuk memindahkan semua aset ke kelas aset yang sedang bertumbuh pesat.
Ingat loh bahwa perpindahan kelas aset itu membutuhkan biaya administrasi dan risiko yang mungkin tidak sesuai tujuan keuangan atau profil Anda.
3. Memprioritas waktu di pasar
Waktu market adalah strategi yang tepat untuk membuat keputusan membeli atau menjual aset dengan prediksi pergerakan harga pasar di masa depan. Prediksi yang harus dipahami, dianalisa dengan melihat fundamental market, baik secara domestik dan global, bahkan analisa teknikal.
Pengetahuan tentang kapan waktu tepat ini jika Anda berinvestasi pada kelas aset saham atau obligasi. Waktu belinya kapan dan waktu jual kapan, pertimbangkan matang supaya tidak terjadi kerugian.
4. Diversifikasi
Secara prinsip diversifikasi terbagi dua bagian yaitu, antara kategori aset, dan dalam setiap kategori aset.
Misalnya alokasikan saham, obligasi, kas/setara kas dan aset lainnya.
Investor perlu membagi investasinya ke beberapa instrumen dalam setiap kategori aset. Identifikasi atas segmen setiap kategori aset yang memiliki kinerja yang berbeda satu sama lainnya dalam kondisi pasar yang berbeda.
Diversifikasi mungkin dianggap ribet oleh seseorang yang tidak memahami teknik diversifikasi sehingga perlu menyerahkan kepada Manajer Investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam.
Punya opini atau artikel untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Komentar
31 Oct 2023 - 14:05
nice artikel
31 Oct 2023 - 12:54
Inspiratif