Gimana Sih Caranya Biar Resolusi Tahun Baru Enggak Gagal Terus?

New Year, New Me? No! New Year, Better me! (Sumber gambar: Frisco Public Library)

New Year, New Me? No! New Year, Better me! (Sumber gambar: Frisco Public Library)

Like

"New year, new me!" kita semua pasti sudah tak asing lagi dengan frase tersebut. Sering kali, untuk menyambut fajar tahun baru, kita menatakan berbagai resolusi dan sasaran untuk tahun baru.

Tetapi apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan resolusi tahun baru? Apakah kita hanya dapat diperbaharui pada awal tahun saja? Kenapa memang jika di tengah tahun atau akhir tahun?


Apakah resolusi tahun baru benar-benar bekerja?


Resolusi tahun baru dapat diartikan sebagai janji yang dibuat pada diri sendiri untuk mulai melakukan sesuatu yang baik atau berhenti melakukan sesuatu yang buruk, yang dimulai dari hari pertama di tahun yang baru (Cambridge Dictionary).

Meskipun intensi dan motif di belakang resolusi tahun baru adalah untuk memperbaiki diri, data menunjukkan bahwa 90 persen resolusi tahun baru dilupakan dan diabaikan dalam jangka waktu beberapa bulan.

Selain itu, menurut survei Forbes Health/OnePoll yang dilakukan pada bulan Oktober 2023, 61,7 persen responden mengatakan bahwa mereka merasa tertekan untuk menetapkan resolusi tahun baru. 


Baca Juga: Anti Mager, Ini Tips Agar Produktif di Tahun 2024

Jadi, apa psikologi di belakang frekuensi "kegagalan" resolusi tahun baru ini? Dan bagaimana kita dapat menghindari kegagalan ini dan menjadi bagian dari 10 persen yang menginjak hari akhir tahun dengan kesuksesan? 

Dalam banyak hal, ritual membuat resolusi di Tahun Baru adalah hal yang sewenang-wenang. Lagi pula, kita bisa menetapkan tujuan kapan saja. Apa yang membuat kita cenderung berkomitmen pada tujuan-tujuan besar pada pergantian tahun kalender?

Menurut psikolog klinis berlisensi Terri Bly dari Ellie Mental Health di Mendota Heights, MN, manusia memiliki persepsi tahun baru sebagai kesempatan untuk melakukan refleksi. Maka ritual membuat resolusi dapat berfungsi sebagai motivator bagi kita untuk berkomitmen melakukan perubahan tersebut.

Biarpun banyak dari kita yang membuat resolusi tahun baru, kita juga sering gagal menepatinya. Jadi, apa alasan kita merepotkan diri seperti ini? Menurut Bly, "Sebagai manusia, kita cenderung optimis di hadapan bukti."

Jadi, meskipun kita tahu bahwa tingkat keberhasilan resolusi itu rendah atau kita pernah gagal menepati resolusi Tahun Baru di masa lalu, setiap tahun baru menawarkan harapan bahwa resolusi kita kali ini akan berhasil.

Tetapi apa yang sering kali dilupakan adalah bahwa untuk mengubah sifat ataupun kebiasaan, kita harus merasa tidak nyaman dan tidak ada orang yang ingin merasa tidak nyaman. Untuk menghasilkan perubahan jangka panjang, kita harus berada dalam kondisi tidak nyaman untuk jangka waktu yang sangat lama.

Baca Juga: Tips Liburan Natal-Tahun Baru Anti Macet Anti Boncos

Orang-orang cenderung membuat resolusi tahun baru yang sangat besar. Ya mungkin sasaran itu bisa dicapai, tapi mungkin ada 50 langkah yang harus dilewati terlebih dahulu untuk menggapai hal tersebut.

Langkah-langkah tersebutlah yang membuat kebanyakan orang pasrah setengah jalan dalam menujui resolusi mereka. 


Kalau begitu, bagaimana kita dapat menghindari kegagalan tersebut?


Ketika kita menetapkan resolusi tahun baru, kita mencoba meraih bintang-bintang. Hal ini dapat menjadi tekanan yang terasa besar dan berat.

Namun, perubahan yang nyata membutuhkan perubahan bertahap sehingga kita dapat membuat diri kita nyaman dengan perubahan tersebut dan memastikan perubahan itu menjadi kebiasaan. 

Jika kita all in hanya pada bulan Januari, hal tersebut tentunya tidak menghasilkan kebiasaan. 

Oleh karena itu, alih-alih menetapkan satu resolusi tahun baru yang besar dan kurang realistis, tahun baru seharusnya menjadi saat yang tepat untuk membuat rencana gambaran besar untuk tahun depan yang mengandung berbagai sasaran kecil yang akan membantu kita mencapai tujuan yang lebih besar.

Untuk upgrade diri secara konsisten dan efektif, marilah kita semua belajar untuk take things one step at a time!

Punya opini atau artikel untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".

Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.