4 Alternatif Pangan Pengganti Nasi yang Belum Banyak Dikenal

Bicara tentang isu ketahanan pangan yang semakin disorot imbas meningkatnya nilai impor beras di Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), periode Januari-November 2023, nilai impor beras mencapai USD1,45 miliar atau setara dengan Rp22,48 triliun dengan volume mencapai 2,53 ton yang didominasi dari negara Thailand, Vietnam dan Pakistan. 

Kerap muncul pertanyaan, mengapa Indonesia masih mengimpor beras ketika negara ini mendapat julukan negara agraris?

Baca Juga: Kamu Lagi Diet? 5 Karbohidrat Berikut Wajib Dikonsumsi
 

4 Alternatif Pangan Pengganti Nasi di Indonesia

Namun, kali ini kita tidak akan membahas itu lebih lanjut. Kita akan membahas tentang Indonesia yang memiliki beberapa sumber karbohidrat alternatif, yang bisa dijadikan sebagai pengganti beras, lho!

Tetapi masih belum banyak yang tahu. Ada apa saja?

 

1. Bulgur 

Bulgur adalah salah satu jenis gandum dengan tekstur yang mirip dengan nasi. Secangkir biji-bijian bulgur mengandung kalori yang jauh lebih rendah daripada nasi, lho.
 
Sekilas tentang bulgur di Indonesia adalah pangan alternatif semasa sesudah kemerdekaan 1945 sebagai solusi dari ancaman kelaparan yang sempat melanda.
 

2. Quinoa 

Quinoa merupakan alternatif pangan pengganti nasi yang bebas kandungan gula dan tinggi protein. Sumber karbohidrat ini juga mengandung asam amino esensial yang sangat baik untuk tubuh.
 
Quinoa berasal dari Amerika Serikat, dan di Indonesia sendiri mudah ditemukan baik yang berwarna merah maupun yang berwarna putih.
 

3. Kuskus (Couscous) 

Couscous atau kuskus adalah jenis biji-bijian berbentuk butiran kasar yang memiliki kandungan karbohidrat yang rendah tapi kaya protein dan serat.
 
Kalori kuskus jauh lebih sedikit, lebih kecil daripada nasi putih dan quinoa. Meski bisa jadi makanan pengganti nasi, namun kuskus tidak bebas gluten.
 

4. Jewawut 

Jewawut merupakan tanaman pangan sejenis serelia yang memiliki biji kecil dengan diameter sekitar 1 mm. Jewawut diperkenalkan ke Indonesia oleh Tiongkok yang bermigrasi sekitar 3.000 tahun yang lalu.
 
Jewawut populer di beberapa wilayah Indonesia seperti Sulawesi Barat, Pulau Buru, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Tengah. Meskipun belum populer, jewawut memiliki kandungan gizi lima kali lebih tinggi dibandingkan beras. 

Baca Juga: Sarapan Praktis dengan Telur Dadar Jagung, Sumber Protein dan Karbohidrat

Nah, buat Be-emers yang ingin mencoba menggantikan nasi dengan sumber karbohidrat lain bisa mulai mencoba 4 alternatif pangan tersebut, lho.

Selain sehat karena kandungan gizinya yang cukup untuk kebutuhan tubuh, mulai mengkonsumsi alternatif pangan juga mendukung program ketahanan pangan Indonesia.  


___________________________________________________

Punya opini atau artikel untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".

Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung!