Defisit Gaji: Kalangan Atas dan Menengah ke Bawah Tak Mampu Menabung?

pexels-pixabay

pexels-pixabay

Like

Gaji kelas menengah ke bawah memang sekarang ini sangat sulit memenuhi berbagai pengeluaran yang demikian besarnya.

Kesenjangan gaji antara mereka yang disebut kelas menengah ke atas dengan mereka yang disebut kelas menengah ke bawah.

Untuk mereka yang masuk golongan kelas menengah dan kelas kaya usia produktif 15-64 tahun mereka masih memiliki sisa gaji sekitar Rp1,59 juta per orang per bulan pada tahun 2021 (ketika survei dibuat). Nilainya masih dianggap lebih besar 3,64 kali dari warga kelas menengah ke bawah.

Bagi kelas menengah ke bawah tidak banyak yang bersisa bahkan mereka sulit menabung.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Defisit Fiskal 2022 Lebih Kecil, Apa Sebabnya?


 

Cicilan Ganda/Triple bagi Kelas Menengah ke Atas?

Jika dikatakan bahwa gaji kelas mengeah ke atas itu lebih besar dari gaji menengah ke bawah memang benar.
Tapi pada realitas, ketika survei diadakan, ternyata para pekerja dari kelas menengah ke atas itu harus bergulat dengan utang dan cicilan.

Dari kelas menengah atas kebutuhan rumah, kendaraan dan pendidikan ditempatkan sebagai prioritas.

Awalnya pasangan muda berpikir menyewa murah lebih muah ketimbang membeli. Ternyata dana untuk kontrok dan sewa rumah habis tiap tahun, tapi tidak ada aset.

Pasangan mulai memikirkan untuk membeli rumah. Dengan beli rumah, mereka harus mencicil rumah yang dibeli secara mengangsur, selama maksimal waktu 15 tahun, cicilan atau angsuran biasanya tidak boleh melebihi sepertiga gaji. Ada yang mengatakan bahwa cicilan paling sedikit Rp.4,9 juta

Kedua, kebutuhan utnuk mobil atau kendaraan karena mereka menganggap kendaraan umum belum bisa memenuhi syarat untuk transportasi mobilitas yang tinggi.  Akhirnya, mereka pun membeli mobil baru dengan cicilan setiap bulan katakan Rp.2,4 juta.

Ketiga kebutuhan untuk pendidikan anak jadi faktor yang jadi prioritas juga. Mereka menganggap pendidikan anak sebagai investasi.  Anak yang punya pendidikan baik akan lebih mudah untuk akses kepada pekerjaan.  Ada yang megnatakan bahwa jumlah cicilan untuk pendidikan anak mencapai Rp.2,5 juta sebulan.

Jika pasangan kelas menengah ke atas hanya memiliki satu income baik itu dari istri atau suami saja, maka pengeluaran untuk cicilan ini berat, sisanya hanya tinggal sedikit.
 

Beratnya Keuangan bagi Kelas Menengah ke Bawah

Berbeda dengan mereka dari kelas menengah ke bawah, dengan penghasilan Rp5 juta. Pengeluarannya harus menyewa rumah dan kendaraan pun cukup besar, maka tidak ada lagi sisa gaji yang ada, justru harus deifist.

Untuk itu, pekerja kelas menengah ke bawah harus punya siasat yang tinggi, memiliki  tambahan pendapatan seperti  kerja sebagai driver online (ojek atau mobil online),  jual beli online atau jadi kreator konten, dan copywriter.
 

Mengumpulkan Uang

Seorang pekerja bernama Adi (bukan nama sebenarnya), tinggal di Kalimantan Timur.  Dia ingin mengumpulkan uang agar gaji tidak ludes begitu diterima.

Dalam sebulan pengeularan sekitar Rp6 juta untuk mengidupi 2 anggota keluarga. Dari gaji itu, dia harus mengalokasikan Rp2,4 juta untuk biaya makan, juga biaya operasional (listik, internet, transportasi sebsar Rp800.000.

Dari uang yang sisa sedikit dia masih punya Tabungan untuk digunakan investasi reksa dana. Besarnya imbal hasil dari reksa dana tidak seberapa dan kurang maksimal. Bahkan, dia harus mengeluarkan biaya tambahan lain ketika punya anak harus mengeluarkan susu, popok, dan cicilan lainnya. Sisanya hampir tidak ada.

Untuk menutupi semua biaya pengeluarannya, Adi terpaksa bekerja dengan pekerjaan sampingan berjualan tas daring. Hasilnya lumayan, sebulan bisa menjual 10 tas dengan keuntungan 1 tas Rp100.000 menjadi Rp1.000.000

Baca Juga: Apakah Harga Barang Akan Naik Seiring Kenaikan Gaji PNS Maret 2024?

Kesimpulannya, tiap kelas baik itu kelas menengah ke atas atau menengah bawah punya tekanan atas gaji yang tidak memadai karena pengeluaran yang besar. Mereka harus memiliki strategi untuk menambah pundi-pundi dengan kerja sampingan atau bekerja berdua (tidak hanya istri atau suami saja).

Perjuangan untuk tetap bisa menjaga gaji tidak defisit harus diperjuangankan dengan adanya perencanaan keuangan yang baik.