Ilustrasi Digital Detox (Sumber gambar: Canva)
Likes
Siapa yang tidak bisa jauh-jauh dari smartphone? Mulai dari alarm bangun pagi, berkomunikasi, hingga kebutuhan pekerjaan saat ini semuanya bisa dilakukan melalui smartphone.
Terlebih dengan adanya media sosial dengan ragam fitur yang memudahkan berinteraksi lewat dunia maya semakin membuat manusia kini sulit untuk meninggalkan smartphone-nya walau hanya sesaat.
Seperti yang kita ketahui saat ini, banyak generasi muda yang kecanduan bermedia sosial. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu berinteraksi di dunia maya, bahkan tidak jarang beberapa dari mereka yang memancing war atau keributan karena suatu hal hingga menjadi trending topic.
Baca Juga: Ramai Rumor Kencan Han So Hee dan Ryu Jun Yeol, Ini Kata Agensi!
Biasanya penyebab utama kecanduan media sosial ini yakni berasal dari dopamin otak yang memberikan sinyal rasa senang setelah "berselancar" di media sosial.
Otak menerima sinyal sebagai aktivitas yang menyenangkan sehingga harus diulangi terus-menerus.
Namun segala sesuatu yang berlebihan biasanya ada sisi tidak baiknya. Sama seperti kecanduan bermedia sosial yang lambat laun bisa memberikan efek negatif.
Jika kamu mulai merasakan 7 tanda-tanda seperti merasa harus melihat media sosial di smartphone setiap saat, sering merasa stress atau cemas setelah mengakses media sosial, merasa takut ketinggalan info jika tidak mengakses media sosial, menganggap jumlah interaksi seperi komentar dan likes adalah hal yang sangat penting.
Baca Juga: RUU Disahkan, TikTok Terancam Dimusnahkan Pemerintah AS!
Poin lainnya adalah kacaunya jadwal istirahat karena terlalu sering berselancar di media sosial, sulit berkonsentrasi dengan kegiatan di real life.
Jika kamu menemukan tanda-tanda itu mungkin sudah waktunya kamu melakukan digital detoks.
Menjauhkan gawai atau gadget merupakan salah satu cara digital detoks/Canva
Digital Detoks dan Cara Mengatasinya
Menurut KBBI, arti detoksifikasi adalah penawaran atau penetralan toksin (zat racun) di dalam tubuh. Saat ini istilah detoksifikasi tidak hanya berkaitan dengan kesehatan tubuh saja.Namun detoksifikasi kini menjadi suatu istilah yang dipakai untuk "menetralkan" kehidupan bersosial ketika berinteraksi di sosial media yang disebut detoks digital (digital detox).
Baca Juga: Memanfaatkan Tren TikTok "Foolish One" untuk Pengembangan Diri
Mengutip dari laman noice.id, ada beberapa cara yang bisa diterapkan ketika melakukan digital detoks, yakni:
1. Teguhkan niat dan lakukan secara perlahan, mulai dari mengurangi durasi mengakses media sosial. Misalnya ketika awal mengakses media sosial sepanjang waktu dan beristirahat hanya pada saat ketiduran, kini batasi maksimal hanya 1-2 jam sehari.
2. Mulai menonaktifkan pemberitahuan atau memilih aplikasi yang akan dihapus. Mengurangi aplikasi yang ada di smartphone merupakan salah satu cara digital detoks.
Baca Juga: Fenomena Viral di TikTok: Ancaman Terhadap Privasi di Ruang Publik
3. Mulailah fokus pada kegiatan yang tidak berkaitan dengan smartphone. Misalnya melakukan hobi atau kegiatan positif lainnya.
4. Lakukan secara berkala dan berulang hingga menemukan ketenangan dan kenyamanan. Perlu diingat bahwa digital detoks tidak bisa hanya dilakukan dalam satu hari.
Setelah melakukan 4 tahapan tersebut, niscaya kualitas hidup kamu akan menjadi lebih baik dan teratur. Emosi dan mental pun bisa lebih terjaga karena tidak terpancing oleh isu-isu atau topik-topik sensitif yang beredar di media sosial.
Kurangi berinteraksi melalui smartphone atau gadget/Canva
Manfaat Melakukan Digital Detoks
Terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh ketika melakukan digital detoks yang dikutip dari laman alodokter.com, yakni: 1. Digital detoks bisa meningkatkan produktivitas, karena kita menjadi lebih fokus dan berkonsentrasi kepada hal-hal yang terjadi di real life seperti pekerjaan, sekolah, hobi, dan lainnya.
2. Bisa meningkatkan kualitas tidur dan terhindar dari penyakit gangguan tidur. Digital detoks bisa membantu kamu memperbaiki waktu istirahat. Perlu diketahui gawai atau gadget memancarkan sinar biru yang bisa menghambat pelepasan hormon melatonin atau hormon yang memicu rasa kantuk.
Baca Juga: 10 Tips Ampuh Mengatasi Anak Tantrum, Dijamin Nurut!
3. Menjaga kesehatan fisik dan mental. Digital detoks menjaga kita dari gangguan sakit kepala, sakit mata dan migrain karena terlalu menatap layar gawai. Selain masalah kesehatan, digital detoks juga bisa menjaga kesehatan mental karena bisa mengurangi kebiasaan membandingkan hidup dengan apa yang trending di media sosial yang dapat memicu rasa sedih, rendah diri, takut dan khawatir yang berlebihan.
4. Detoks digital bisa membantu menjaga silaturahmi dan hubungan sosial dengan orang-orang di sekitar kamu. Dengan mengurangi penggunaan media sosial, kamu bisa membangun hubungan dengan sesama di dunia nyata. Menjaga tali silaturahmi dan interaksi dengan orang-orang sekitar bisa meningkatkan kualitas hidup kamu menjadi lebih baik.
Nah itu dia penjelasan tentang digital detoks dan beberapa manfaat yang bisa didapatkan ketika melakukan digital detoks Be-emers! Ingat selalu bijak dalam bersosial media ya, jangan sampai berlebihan dan menjadikan hal tersebut berdampak negatif bagi kita.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Komentar
28 May 2024 - 22:25
Intinya overdosis media sosial
08 May 2024 - 16:43
Mentalku. Oh tidak.
25 Mar 2024 - 16:49
sangat bermanfaat, bagi saya yang mulai mengalami juga