PEMBUDIDAYAAN BENIH LOBSTER PENDORONG EKONOMI LOKAL DAN EKOSISTEM KELAUTAN DENGAN MEMANFAATKAN PEMBERDAYAAN PARA NELAYAN PESISIR PANTAI

BUDIDAYA LOBSTER PARA NELAYAN MERASAKAN PERUBAHAN TARAF HIDUP YANG SIGNIFIKAN

BUDIDAYA LOBSTER PARA NELAYAN MERASAKAN PERUBAHAN TARAF HIDUP YANG SIGNIFIKAN

Like

Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam makhluk hidup dengan kekayaan sumber daya alam yang bervariasi sekaligus beragam keunikan yang dimilikinya. Ekosistem kelautan yang dimiliki dalam lima tahun terakhir mengalami perbaikan dan peningkatan di sektor ekonomi lokal khususnya kelautan yang bisa memperpanjang harapan taraf hidup para nelayan di pesisir pantai.

Para nelayan saat ini membuka harapan baru dan lembaran baru atas kebijakan serta program yang dibuat oleh Dr. Edhy Prabowo, Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. Banyak masukan dan kritikan dari ahli dan masyararkat atas program yang dibuat oleh beliau. Kebijakan tersebut dinilai tidaklah efektif yang mengakibatkan populasi lobster hampir punah atas pengiriman  ekspor yang meledak.

Hal tersebut dibantah oleh Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Dr. Edhy Prabowo. Menurutnya, sektor perikanan dengan pembudidayaan kelautan masih di angka 10% yang juga belum optimal.

Ia menuturkan kembali bahwa dari 10 persen tersebut seharusnya bisa di optimalkan lebih baik dengan dana yang mencukupi. Dr. Edhy Prabowo merencanakan, jika dana yang ia inginkan sebesar 200 Triliun disanggupi pemerintah, maka akan ia rencanakan pembangunan 100 ribu hektar tambak yang menghasilkan 1 hektar tambak bisa menyerap 5 KK atau 5 keluarga.

Maka, dalam perencanaan itu adalah 2,5jt dalam penyerapan hasil pekerja. Sehingga, dari segi produktifitas dari 1 hektar tambak bisa menghasilkan 40 Ton/tahun x 100 ribu hektar, maka ia bisa menargetkan 4 juta Ton/tahun  untuk mensejahterahkan para nelayan.


Perencanaan dari Bapak Menteri Edhy Prabowo dan termasuk Sustainable Development Goals (SDGs) yang mendorong perubahan-perubahan baru dengan segmentasi yang matang guna membangun ekonomi, lingkungan sosial dan lingkungan hidup yang lebih baik dari hal perencanaan tersebut dan termasuk kedalam SDGs ekosistem kelautan dan industri, inovasi dan infrastruktur.

Maka dalam kegiatan dan kebijakan ekonomi yang direncanakan kedepannya bisa menghasilkan 20 Miliyar Dollar/tahun, untuk penghasilan atau profit dari hasil tambak benih lobster tersebut. Namun, kegiatan tersebut belum ada titik terang dari pemerintah dalam segmen ekosistem kelautan dan industri tersebut.

Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, sangat menginginkan kegiatan dan kebijakan tersebut bisa dipenuhi dan dapat pendanaan yang sesuai dengan perencanaan yang sudah dipaparkan sebelumnya. Jika saja perencanaan tersebut bisa direalisasikan secepatnya, maka beberapa tujuan dalam SDGs bisa tercapai dan terlaksana dengan baik seperti no poverty (tanpa kemiskinan), zero hunger (tanpa kelaparan), decent work, and economic growth (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), and reduced inequalities.

Kita dapat mengetahui bahwa tujuan utama SDGs adalah merealisasikan negara tanpa kemiskinan. Dikutip dari www.globalhungerindex.org (GHI) di Negara Indonesia masih ada sekitar 22,76 persen penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan nasional yang sangat amat perlu diselesaikan masalah tersebut.

Pada persentase kekurangan gizi, faktanya Indonesia berada di angka 20,1 persen mengenai permasalahan pravelensi kekurangan gizi, 8,1 persen tingkat pengangguran  dan 30 persen angka persentasi untuk putus sekolah atau pendidikan untuk di tahun 2020.

Maka dari itu, tujuan baik dari benih lobster ini adalah  untuk memperkecil semua persentase tersebut, sehingga tidak ada lagi yang namanya masyarakat miskin, kelaparan, pengangguran dan sebagainya. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengatakan pembukaan kembali keran ekspor benih lobster oleh Menteri KKP baru Edhy Prabowo justru merugikan nelayan.

Mengapa Ibu Susi Pudjiastuti berkata demikian? Menurutnya, menangkap dan menjual induk lobster lebih menguntungkan dibanding benih lobster tidak bisa menghasilkan untuk para nelayan serta bibit lobster atau benih lobster tersebut bisa menjaga sustainability ekosistem kelautan (Sumber: kabar24.bisnis.com). 
            
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengatakan pembukaan kembali keran ekspor benih lobster oleh Menteri KKP baru Edhy Prabowo justru merugikan nelayan. Mengapa Ibu Susi Pudjiastuti berkata demikian? Menurutnya, menangkap dan menjual induk lobster lebih menguntungkan dibanding benih lobster tidak bisa menghasilkan untuk para nelayan serta bibit lobster atau benih lobster tersebut bisa menjaga sustainability ekosistem kelautan (Sumber: kabar24.bisnis.com).
 
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perlu adanya pemahaman dalam mengambil keputusan sebuah ide bisnis, termasuk bisnia lobster ini. Selain itu, perlu memperhatikan langkah-langkah yang strategis untuk dapat menumbuh kembangkan ide bisnis lobster yang tidak hanya dipandang sebagai komoditas untuk diperjual belikan saja, tapi juga untuk menjaga sustainability ekosistem.