Mengatasi Rasa Insecure, Begini Solusinya!

(Sumber osc medcom)

(Sumber osc medcom)

Like

Apakah teman-teman pernah merasa insecure? Atau mungkin teman-teman kalian pernah curhat karena mereka merasa minder?

Perasaan insecure atau minder ini merupakan universal experience yang tentunya sudah, sedang, dan akan dialami kebanyakan orang. Meskipun kita tidak sendiri dalam perasaan minder, tetap aja kan gaenak ngerasa insecure?

Memangnya kenapa ya manusia bisa merasa minder? Ayo kita cari tahu!

Sebelum menggalih lebih dalam tentang mengapa kita merasa insecure, kita harus lebih dahulu mengenal istilah tersebut.

Menurut Siloam Hospitals, insecure adalah "suatu kondisi yang ditandai dengan perasaan tidak aman, cemas, dan ragu terhadap kemampuan diri sendiri. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang merasa cemas dengan tujuan hidup, hubungan, serta kapabilitasnya dalam menghadapi suatu masalah."


Rasa insecure ini sendiri tidak dikategorikan sebagai gangguan mental (mental illness) dan pada umumnya akan mereda dan hilang sendiri.

Namun, terdapat persentase kecil dari masyarakat yang rasa insecurenya berkembang menjadi gangguan mental yang harus ditangani oleh tenaga medis. 

6 dari 7 orang pernah mengalami rasa insecure. Kok bisa ya sebanyak ini dari kita merasa insecure?

Terdapat beberapa penyebab rasa insecure, di antaranya adalah

Baca Juga: Kenapa Banyak Cowok yang ‘Takut’ Sama Perempuan Mandiri?



1. Pengalaman Masa Kecil

Pengalaman masa kecil dan awal kehidupan secara signifikan membentuk rasa jati diri dan harga diri kita.

Keluarga, teman-teman, dan komunitas yang tidak mendukung akan tentunya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan emosional anak secara buruk.

Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan negatif seperti demikian akan cendurung bertumbuh menjadi dewasa yang memiliki self-esteem yang rendah dan sering meragukan diri.

 

2. Perbandingan dan Ekspektasi Sosial

Teknologi saat ini berkembang dengan pesat. Meskipun hal ini membawa banyak dampak positif, salah satu dampak negatifnya adalah orang-orang lebih mudah terjebak dalam siklus membandingkan diri dengan influencer di dunia maya.

Kehidupan sempurna yang ditampilkan di platform media sosial membuat banyak orang percaya pada kebohongan tentang kehidupan yang bebas masalah.

Orang-orang melanggengkan kehidupan palsu melalui platform media sosial: meningkatkan ekspektasi dan standar sosial.

Keinginan untuk menyesuaikan diri dengan standar sosial telah memicu perbandingan yang tidak sehat dan mendorong perasaan tidak mampu dan tidak aman.

Baca Juga: Daripada Speechless Doang, Lakukan ini Kalau Ketemu Idola!

 

3. Self-Talk yang Negatif dan Bias Kognitif

Self-talk sangat mempengaruhi persepsi diri tentang harga diri kita. Self-talk yang negatif meredupkan aspek-aspek cerah dan baik dari diri kita sendiri.

Hal seperti mengkritik secara berlebihan perbuatan dan kemampuan kita akan menurunkan harga diri, kepercayaan diri, dan harga diri kita, mendistorsi keyakinan kita akan potensi kita.