Ancaman AS untuk Menghentikan Pasokan Senjata ke Israel Jika Terjadi Invasi Rafah, Ini Kata Biden

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden (Sumber gambar: theunionjurnal.com)

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden (Sumber gambar: theunionjurnal.com)

Like

Ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk menghentikan sebagian pasokan senjata ke Israel dalam menghadapi kemungkinan invasi besar-besaran ke Kota Rafah, wilayah selatan Jalur Gaza, telah menimbulkan sorotan intensif terhadap dinamika politik di Timur Tengah.

Pernyataan ini, yang disampaikan dalam wawancara dengan CNN dan dilaporkan oleh Reuters, menyoroti kekhawatiran AS terhadap kemungkinan korban jiwa di antara warga sipil Palestina akibat eskalasi konflik.

Rafah, sebuah kota yang menjadi rumah bagi jutaan warga sipil dan pengungsi Palestina, menjadi pusat perhatian dalam konteks konflik antara Israel dan Hamas. Israel, yang menganggap Rafah sebagai benteng terakhir Hamas, telah meningkatkan ketegangan dengan Palestina selama beberapa tahun terakhir.

Keputusan AS untuk mengancam akan menghentikan sebagian pasokan senjata ke Israel menggarisbawahi kekhawatiran atas potensi kerusakan dan korban jiwa yang dapat ditimbulkan oleh serangan tersebut.

Baca Juga: Serangan Iran ke Israel: Meningkatnya Ketegangan di Timur Tengah dan Dampaknya terhadap Ekonomi Global


Dalam pernyataannya, Biden menekankan bahwa penghentian pasokan senjata ini akan terjadi jika Israel melancarkan invasi di Rafah. Hal ini mencerminkan upaya AS untuk menegaskan kebijakan luar negerinya yang berpihak pada perlindungan warga sipil dan penyelesaian konflik yang damai di wilayah tersebut.

Meskipun AS telah menjadi sekutu lama Israel dalam hal keamanan, keputusan ini menunjukkan bahwa AS tidak ragu untuk mengambil langkah tegas jika hal itu dianggap penting untuk mencegah eskalasi kekerasan yang lebih lanjut.

Di sisi lain, reaksi Israel terhadap ancaman ini bervariasi. Gilad Erdan, Duta Besar Israel untuk PBB, menyebut keputusan AS untuk menunda pengiriman senjata sebagai "sangat mengecewakan."

Meskipun demikian, Erdan juga menyatakan keraguan bahwa AS akan benar-benar menghentikan total pasokan senjata ke Israel. Reaksi ini mencerminkan ketegangan yang ada antara Israel dan AS dalam menyikapi situasi di Timur Tengah, di mana kepentingan politik dan keamanan kedua negara seringkali bertabrakan.