4 Langkah Menginvestasikan Pendidikan Anak Sejak Dini!

Investasi Pendidikan Anak Sejak Dini. sumber: Pixabay

Investasi Pendidikan Anak Sejak Dini. sumber: Pixabay

Like

Setiap anak unik dan punya minat dan bakat masing-masing. Tugas orang tua adalah membantu menemukan minat dan bakat tersebut dan mengasahnya menjadi sebuah keahlian dan membantunya meraih cita-citanya.

Idealnya sebelum menikah, orang tua sudah perlu memikirkan biaya pendidikan anak. Meski demikian, memikirkan biaya pendidikan anak sejak di kandungan, atau sedini mungkin, juga sudah baik.
 

1. Pilih Sekolah Sesuai Minat dan Bakat Anak

Ini akan lebih tepat kalau nanti ketika anak lahir diikutkan tes minat dan bakat anak.

 

2. Sadar Diri Kemampuan Finansial

Secara garis besar, pendidikan anak dibagi menjadi dua, yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal.
Seperti yang kita ketahui pendidikan formal adalah sekolah umum, mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga kuliah.

Sedangkan pendidikan non formal misalnya sekolah tari, musik, bahasa, olahraga, dan sebagainya. Pendidikan non-formal selain bisa membantu pendidikan formal, juga bisa membentuk karakter dan kepribadian anak.


Anak yang memilih sendiri pendidikan non formalnya, akan berlatih bertanggung jawab, bekerja keras, tidak terintimidasi, tidak begitu terpengaruh dari lingkungan luar, mampu mengendalikan diri ketika kecewa atau kalah, dan sebagainya.

Tidak bermaksud merendahkan atau menakut-nakuti, memilih sekolah formal terbaik dengan biaya terbaik tidak salah, namun jika biaya sekolah tersebut tidak sesuai dengan penghasilan kita, maka akan membuat kita kesulitan.

Ini karena, sekolah tidak hanya masalah sekolah. Kita juga perlu memperhatikan lingkungan sosial sekolah tersebut.

Baca Juga: Memutus Rantai Sandwich Generation, 4 Langkah Menyiapkan Dana Penisun dan Dana Pendidikan Anak

Lingkungan sosial dengan gaya hidup tinggi mungkin akan terasa biasa bagi orang lain, tapi mungkin akan terasa berat bagi sebagian orang yang lain.

Contoh paling mudah dari lingkungan sosial tersebut adalah pilihan tempat dan tema pesta ulang tahun dan kado ulang tahun.

Contoh lain adalah pilihan anak setelah kegiatan ekstrakurikuler, anak mau main dimana, mau nongkrong dimana, jajan dimana, belanja dimana, dan sebagainya. Itu adalah uang sosial yang mengikuti uang sekolah utama, yang harus kita perhatikan.

Dan tentu saja, jika kita sudah memilih sekolah formal dengan biaya yang sudah tinggi, kita akan kesulitan memilih sekolah non formal yang mumpuni.

Maka adalah pilihan yang bijak jika kita mencari pendidikan formal alternatif dengan kualitas pendidikan yang tidak kalah baik, namun masih dapat dijangkau dengan penghasilan kita.

Lakukan riset keseluruhan biaya di sekolah tersebut, baik formal maupun non formal. Uang pangkal, uang bulanan, uang seragam, uang katering, ekstrakulikuler, dan sebagainya. Jangan lupakan juga untuk dijumlahkan dengan uang di luar sekolah, seperti tas, sepatu, buku dan lain-lain.

Ada saran dan tips dari perencana keuangan adalah untuk tidak memilih sekolah dengan biaya bulanan 50% atau lebih dari pendapatan kita.